Jakarta, CNN Indonesia -- PT
Sarinah (Persero) berencana membentuk perusahaan patungan
(joint venture/jv) dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (
WIKA) dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (
PTPP). Melalui perusahaan patungan itu, ketiga BUMN tersebut
akan merevitalisasi aset Sarinah di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat.
Direktur Utama Sarinah Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa mengatakan Sarinah akan mengempit saham mayoritas di perusahaan patungan itu sebesar 55 persen. Kemudian, Wijaya Karya dan PTPP akan menggenggam sisa saham tersebut.
"Mayoritas saham 55 persen Sarinah, untuk Wijaya Karya dan PTPP 45 persen (dibagi dua)," ucap Sugiarta, Jumat (8/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan investasi untuk revitalisasi kompleks Sarinah di Thamrin diperkirakan mencapai Rp1,8 triliun. Mayoritas dana atau sebesar 70 persen akan dipenuhi dari pinjaman perbankan, sedangkan sisanya berasal dari kas internal Sarinah.
"Sarinah di Thamrin itu kurang lebih 2,8 hektare (ha), tapi yang benar-benar kepemilikannya Sarinah 1,7 ha. Jadi yang kami bangun pertama 1,7 ha dulu," tutur Sugiarta.
Bila sesuai rencana, kompleks Sarinah akan dibangun gedung dengan 41 lantai dan tiga basement. Bangunan tersebut bakal dijadikan areal perkantoran dan pusat berbelanjaan.
"Ada mice (tempat untuk rapat) dan memungkinkan ada hiburannya," ujar Sugiarta.
Sugiarta mengatakan pihaknya akan melakukan peletakan batu pertama
(ground breaking) pada bulan depan. Untuk tahap awal, pembangunan gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan tersebut diperkirakan akan memakan waktu 16 bulan.
"Nanti ada
tower baru minimal dua, dengan yang sudah ada sekarang artinya ada tiga tower," jelas Sugiarta.
Dengan pembentukan perusahaan patungan ini dan revitalisasi aset, Sugiarta berharap dapat mengerek kinerja keuangan Sarinah ke depannya. Setidaknya, aset Sarinah bisa meningkat empat kali lipat dengan pembangunan gedung baru.
"Nilainya (aset Sarinah sekarang) kurang lebih Rp400 miliar," pungkas Sugiarta.
(aud/agi)