Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) diperkirakan berbalik arah menguat pada Jumat (1/3). Data ekonomi makro berupa
inflasi akan menopang pergerakan indeks.
Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya berpendapat inflasi Februari 2019 masih akan terkendali atau sesuai dengan ekspektasi pasar. Makanya, ia optimistis tak ada masalah bagi investor dalam melakukan transaksi beli hari ini.
"Memasuki bulan ketiga di tahun 2019 yang sekaligus sebagai akhir pekan, kondisi pergerakan IHSG masih menunjukkan peluang kenaikan yang cukup besar," papar William melalui risetnya, Jumat (1/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badan Pusat Statistik (BPS) rencananya akan mempublikasikan data inflasi pada pukul 09.00 WIB ini. Sementara, inflasi pada Januari 2019 tercatat sebesar 0,32 persen. Kenaikan harga beras dan tiket pesawat menjadi faktor kenaikan inflasi saat itu.
Dengan pertimbangan inflasi bulan lalu yang masih terkendali, William memprediksi IHSG kembali ke area 6.500 setelah kemarin koreksi hingga bergeser ke area 6.400. Tepatnya, indeks akan bergerak dalam rentang 6.418-6.585.
Sementara itu, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan justru melihat sebaliknya. Ia meramalkan IHSG akan tetap berada di zona merah.
Sama seperti sebelum-sebelumnya, ia masih kekeh IHSG sudah berada di area jenuh (
overbought). Dengan kata lain, IHSG dianggap sudah mahal.
"Secara teknikal menunjukkan ada indikasi terjadi pelemahan," terang Dennies dalam risetnya.
Kendati begitu, pergerakan indeks akan lebih lebar di area 6.300-6.500. Dennies memproyeksi IHSG berada dalam rentang
support 6.374-6.408 dan
resistance 6.501-6.560.
Sebagai informasi, IHSG kemarin anjlok 1,26 persen ke level 6.443. Lalu, pelaku pasar asing tercatat jual bersih
(net sell) hingga Rp1,29 triliun. Pelemahan pasar saham dalam negeri beriringan dengan koreksi yang terjadi di bursa saham Wall Street tadi malam. Bila dirinci, Dow Jones turun 0,27 persen, S&P 0,28 persen, dan Nasdaq Composite 0,29 persen.
(aud/agi)