Jakarta, CNN Indonesia --
Bank of China memikirkan ulang rencana perusahaan membiayai proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (
PLTA)
Batang Toru, Sumatera Utara. Keputusan ini diambil setelah maraknya protes dari berbagai pemerhati lingkungan yang mengkhawatirkan dampak buruk pembangunan PLTA tersebut.
Dikutip dari laman resminya, Bank of China menekankan pentingnya perlindungan lingkungan dalam menjalankan bisnis perusahaan. Apalagi, perusahaan memegang teguh prinsip pendanaan hijau.
"Bank of China akan mengevaluasi proyek tersebut (PLTA Batang Toru) dengan sangat hati-hati dan mengambil keputusan yang bijak dengan mempertimbangkan promosi pendanaan hijau sebagai tanggung jawab sosial kami," tulis Bank of China dikutip Rabu (13/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, proyek PLTA Batang Toru sempat menjadi sorotan pemerhati lingkungan karena mengancam keberadaan 800 orang utan yang berada di dalamnya. Oleh karenanya, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menggugat izin Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) proyek yang memiliki daya 510 Megawatt (MW) ini.
Hanya saja, Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Sumatera Utara pada Senin (4/3) lalu menyatakan bahwa Amdal PLTU Batang Toru yang diserahkan pengembang listrik swasta, PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) telah sesuai ketentuan yang berlaku.
Melihat kondisi ini, Founding Director Orangutan Information Center (OIC) Panut Hadisiwoyo mengapresiasi langkah Bank of China. Hanya saja, ia masih berharap Bank of China tak sekadar mengevaluasi, namun juga menghentikan total pendanaan ke proyek senilai US$1,6 miliar ini.
"Yang kami harapkan adalah untuk proyek tersebut dihentikan, mulai dari pendanaan yang diberikan oleh Bank of China hingga perencanaan untuk PT Perusahaan Listrik Nasional (Persero) sebagai pembelinya," jelas Panut.
Senada, CEO Mighty Earth Glenn Hurowitz juga semringah dengan langkah Bank of China. Ia menyebut kabar baik bagi semua orang yang ingin menyelamatkan habitat Orangutan Tapanuli di Batang Toru.
"Bank of China memang harus sadar bahwa proyek yang mereka biayai di Batang Toru itu akan merusak lingkungan. Untuk itu kami harap mereka benar-benar mengevaluasi pendanaan tersebut dengan tidak mengecilkan risiko yang kami dan para ahli sampaikan," katanya.
[Gambas:Video CNN] (glh/bir)