Mandiri Sekuritas Revisi Target IHSG Jadi Cuma 6.650

CNN Indonesia
Selasa, 10 Sep 2019 05:50 WIB
PT Mandiri Sekuritas memprediksi IHSG pada tahun ini bertengger di level 6.650. Angka itu turun dari ramalan sebelumnya, yaitu 7.000.
Ilustrasi Mandiri Sekuritas. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Mandiri Sekuritas memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun ini bertengger di level 6.650. Angka itu turun dari ramalan sebelumnya, yaitu 7.000.

Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengatakan revisi ini dilakukan karena melihat rata-rata pertumbuhan laba bersih emiten pada semester I 2019 yang melambat. Hal ini khususnya disebabkan pertumbuhan pada kuartal I 2019 yang hanya satu digit.

"Jadi kuartal I 2019 pertumbuhannya agak rendah dan Juni 2019 juga melambat sedikit, makanya kami ada revisi target indeks dari posisi akhir tahun," ungkap Adrian, Senin (9/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, hal ini dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi global. Selain itu, harga komoditas yang melemah beberapa waktu terakhir juga berdampak negatif pada kinerja emiten.

"Lalu, memang dari sisi domestiknya terimbas dari sisi konsumsi agak terganggu dan ada faktor dari sisi pemilihan umum (pemilu) jadi investasi kurang bergairah pada semester I 2019," imbuh dia.

Mengutip RTI Infokom, IHSG sejak awal tahun hingga perdagangan terakhir menguat 2,13 persen. Sementara, enam bulan terakhir indeks terkoreksi 2,69 persen.

Kemudian, pada perdagangan Senin (9/9), IHSG berakhir di level 6.326 atau menguat tipis 0,27 persen (17,26 poin). Mayoritas atau sebanyak 236 saham berakhir hijau, 178 saham melemah, dan 149 saham bergerak stagnan.

Adrian menyatakan pergerakan indeks ke depannya masih akan dipengaruhi oleh ekonomi global, seperti perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China. Dalam hal ini, investor juga akan bersikap menunggu (wait and see) menanti kepastian global.

"Pergerakannya tidak terlalu signifikan sebenarnya. Kalau dilihat valuasinya untuk price earning ratio (PER) 15 kali. Tapi dibilang mahal ya tidak, murah juga tidak, ini menunggu kepastian perang dagang," jelasnya.
[Gambas:Video CNN] (aud/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER