
BI Catat Penyaluran Kredit September 2019 Melambat
CNN Indonesia | Kamis, 31/10/2019 19:32 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit pada September 2019 sebesar Rp5.548,1 triliun. Secara tahunan, penyaluran yang diperoleh dari data sementara tersebut cuma tumbuh 8 persen atau melambat dari Agustus 2019 yang melaju 8,7 persen.
Berdasarkan data sementara penyaluran kredit yang dirangkum BI, penyebab utama perlambatan pertumbuhan kredit disebabkan oleh debitur korporasi. Tercatat, penyaluran kredit pada segmen korporasi sebesar Rp2.783,1 triliun atau melambat menjadi 8,1 persen dari bulan sebelumnya 9,4 persen.
Berdasarkan jenis penggunaannya, perlambatan pertumbuhan kredit terjadi pada kredit modal kerja yang penyalurannya tercatat Rp2.552,3 triliun.
"Kredit modal kerja (KMK) ini mengalami perlambatan dari 7,5 persen menjadi 6,1 persen," ujar Direktur Eksekutif-Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko, dikutip dari riset BI, Kamis (31/10).
Secara spesifik, perlambatan terjadi terutama pada sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) serta sektor industri pengolahan. Dalam hal ini, kredit modal kerja sektor PHR melambat dari 6 persen menjadi 5 persen secara bulanan pada September 2019.
"Terutama kredit yang disalurkan untuk subsektor perdagangan eceran makanan, minuman, atau tembakau di DKI Jakarta dan Lampung," jelasnya.
KMK dari sektor industri pengolahan juga mengalami perlambatan dari 11,2 persen menjadi 7,2 persen khususnya pada subsektor industri pengilangan minyak bumi, pengolahan gas bumi di wilayah Kalimantan Selatan.
Laju penyaluran Kredit Konsumsi (KK) pada September 2019 juga sedikit melambat dari 7 persen menjadi 6,9 persen. Penyebab utama perlambatan sektor ini disebabkan oleh perlambatan kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB).
Penyaluran KPR tercatat sebesar Rp499,3 triliun pada September 2019. Secara tahunan, pertumbuhannya 10,8 persen atau lebih rendah dari lajunya bulan lalu yang mencapai 11,3 persen. Perlambatan ini diprediksi dari KPR tipe di atas 70 di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Laju penyaluran kredit Kendaraan Bermotor (KKB) juga tergerus dari 3,1 persen pada Agustus 2019 menjadi 1 persen pada September 2019. Penyebab perlambatan ini karena kredit kendaraan roda empat di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Di sisi lain, kredit multiguna meningkat dari 9,5 persen pada Agustus 2019 menjadi 9,8 persen pada September 2019.
Sementara itu, perbankan menggelontorkan Rp1.415,6 triliun untuk kredit investasi. Jika dibandingkan Agustus, laju penyalurannya meningkat dari 12,7 persen menjadi 13 persen.
Peningkatan ini terutama berasal dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan yang meningkat 8,4 persen lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 7,8 persen.
Suku Bunga Turun
Selain itu, BI juga mencatat suku bunga kredit pada September 2019 melandai sejalan dengan penurunan suku bunga acuan.
"Rata-rata tertimbang suku bunga kredit September 2019 sebesar 10,64 persen turun 6 basis poin dibandingkan 10,7 persen pada bulan sebelumnya," ujar Onny.
Kondisi serupa juga terekam pada suku bunga simpanan. Untuk simpanan bertenor 1 bulan, suku bunganya turun dari 6,52 persen menjadi 6,34 persen. Suku bunga bertenor 3 bulan merosot dari 6,71 persen menjadi 6,56 persen.
Suku bunga simpanan tenor 6 bulan tergelincir dari 7,17 menjadi 7,09 persen. Kemudian, untuk tenor 12 bulan, suku bunga turun dari 7,11 persen menjadi 7,10 persen. Terakhir, simpanan tenor 24 bulan, suku bunganya mengecil dari 7,04 persen menjadi 7,02 persen.
[Gambas:Video CNN] (age/sfr)
Berdasarkan data sementara penyaluran kredit yang dirangkum BI, penyebab utama perlambatan pertumbuhan kredit disebabkan oleh debitur korporasi. Tercatat, penyaluran kredit pada segmen korporasi sebesar Rp2.783,1 triliun atau melambat menjadi 8,1 persen dari bulan sebelumnya 9,4 persen.
Berdasarkan jenis penggunaannya, perlambatan pertumbuhan kredit terjadi pada kredit modal kerja yang penyalurannya tercatat Rp2.552,3 triliun.
"Kredit modal kerja (KMK) ini mengalami perlambatan dari 7,5 persen menjadi 6,1 persen," ujar Direktur Eksekutif-Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko, dikutip dari riset BI, Kamis (31/10).
Lihat juga:Besok, Sri Mulyani Lantik Dirjen Pajak |
"Terutama kredit yang disalurkan untuk subsektor perdagangan eceran makanan, minuman, atau tembakau di DKI Jakarta dan Lampung," jelasnya.
KMK dari sektor industri pengolahan juga mengalami perlambatan dari 11,2 persen menjadi 7,2 persen khususnya pada subsektor industri pengilangan minyak bumi, pengolahan gas bumi di wilayah Kalimantan Selatan.
Laju penyaluran Kredit Konsumsi (KK) pada September 2019 juga sedikit melambat dari 7 persen menjadi 6,9 persen. Penyebab utama perlambatan sektor ini disebabkan oleh perlambatan kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB).
Laju penyaluran kredit Kendaraan Bermotor (KKB) juga tergerus dari 3,1 persen pada Agustus 2019 menjadi 1 persen pada September 2019. Penyebab perlambatan ini karena kredit kendaraan roda empat di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Di sisi lain, kredit multiguna meningkat dari 9,5 persen pada Agustus 2019 menjadi 9,8 persen pada September 2019.
Sementara itu, perbankan menggelontorkan Rp1.415,6 triliun untuk kredit investasi. Jika dibandingkan Agustus, laju penyalurannya meningkat dari 12,7 persen menjadi 13 persen.
Suku Bunga Turun
Selain itu, BI juga mencatat suku bunga kredit pada September 2019 melandai sejalan dengan penurunan suku bunga acuan.
"Rata-rata tertimbang suku bunga kredit September 2019 sebesar 10,64 persen turun 6 basis poin dibandingkan 10,7 persen pada bulan sebelumnya," ujar Onny.
Kondisi serupa juga terekam pada suku bunga simpanan. Untuk simpanan bertenor 1 bulan, suku bunganya turun dari 6,52 persen menjadi 6,34 persen. Suku bunga bertenor 3 bulan merosot dari 6,71 persen menjadi 6,56 persen.
Suku bunga simpanan tenor 6 bulan tergelincir dari 7,17 menjadi 7,09 persen. Kemudian, untuk tenor 12 bulan, suku bunga turun dari 7,11 persen menjadi 7,10 persen. Terakhir, simpanan tenor 24 bulan, suku bunganya mengecil dari 7,04 persen menjadi 7,02 persen.
[Gambas:Video CNN] (age/sfr)
ARTIKEL TERKAIT

Laba Anjlok 18 Persen, HSBC Bakal PHK Besar-besaran
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Butuh Dana Besar agar Bank Tak Pelit Turunkan Bunga Kredit
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Raup Rp20,3 T, Pertumbuhan Laba Bank Mandiri Melambat
Ekonomi 1 bulan yang lalu
OJK Sebut Perbankan Syariah Punya Peluang Besar di Aceh
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Ekonomi Lesu, Penyaluran Kredit di Uni Eropa Melambat
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Kuartal III, BCA Raup Laba Rp20,9 T di Tengah Kredit Lesu
Ekonomi 1 bulan yang lalu
BACA JUGA

Kredivo Dapat Modal Salurkan Kredit Rp1 Triliun
Teknologi • 27 November 2019 20:54
BNPB Minta Bank Batasi Kredit Pengembang di Wilayah Rawan
Teknologi • 04 October 2019 00:52
Uang Muka Motor dan Mobil Turun Hingga 10 Persen Per Desember
Teknologi • 19 September 2019 20:01
Kasus e-KTP, Agus Martowardojo Penuhi Panggilan KPK
Nasional • 17 May 2019 11:29
TERPOPULER

Jasa Marga Jelaskan 'Jalan Bergelombang' Tol Layang Japek II
Ekonomi • 6 jam yang lalu
Tarif Tol Jagorawi Naik Jadi Rp7.000 per 19 Desember
Ekonomi 1 jam yang lalu
Arti Penyelundupan yang Menjerat Eks Dirut Garuda
Ekonomi 7 jam yang lalu