Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan (
Kemenkeu) menyatakan wabah
Virus Corona mulai 'menginfeksi' perekonomian dalam negeri. Infeksi mulai terasa Januari 2020.
'Infeksi' terlihat dari perlambatan penerimaan perpajakan hingga kepabeanan dan cukai pada awal tahun ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan penerimaan perpajakan pada Januari 2020 sebesar Rp84,7 triliun.
Realisasi itu turun dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang masih bisa mencapai Rp90 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penerimaan perpajakan itu baru setara 4,5 persen dari target sebesar Rp1.865,7 triliun yang ditetapkan pemerintah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020. Ia menyatakan penerimaan pajak dari sektor perdagangan sebesar Rp22,18 triliun atau hanya tumbuh tipis sebesar 2,6 persen.
Sementara, sektor pertambangan minus hingga 27,3 persen serta transportasi dan pergudangan minus 5,6 persen. Sri Mulyani bilang penerimaan pajak dari sektor pertambangan sebesar Rp7,18 triliun, sedangkan transportasi dan pergudangan Rp4,88 triliun.
"Perlambatan sektor perdagangan harus diwaspadai. Ini mungkin karena Virus Corona terutama paruh kedua Januari 2020. Sebelumnya tumbuh 8,4 persen, sekarang justru hanya 2,6 persen," kata Sri Mulyani, Rabu (19/2).
Dari sisi jenis penerimaan pajak, PPh 22 impor turun 7,43 persen menjadi Rp4,3 triliun. Kemudian, penerimaan PPh badan merosot 29,34 persen menjadi Rp6,92 triliun, PPh 26 turun 18,66 persen menjadi Rp3,6 triliun, dan PPN impor turun 11,65 persen menjadi Rp12,3 triliun.
Lebih lanjut Sri Mulyani menuturkan penerimaan kepabeanan dan cukai tumbuh 13,5 persen. Namun, khusus untuk penerimaan bea masuk dan keluar turun.
Rinciannya, penerimaan bea masuk hanya sebesar Rp2,8 triliun atau turun 9 persen dan bea keluar merosot hingga 68,9 persen menjadi hanya Rp100 miliar. Di sisi lain, penerimaan cukai justru melejit 213 persen menjadi Rp1,5 triliun.
"Bea masuk ada kontraksi, pasti ada pengaruh Virus Corona. Bea keluar juga kontraksi karena ada larangan ekspor bahan mineral," kata Sri Mulyani.
[Gambas:Video CNN]Sri Mulyani mengatakan agar dampak dari 'infeksi' Virus Corona bisa diredam pihaknya tengah menggodok stimulus ekonomi. Salah satu stimulus yang sedang dipikirkan adalah menambah manfaat kartu sembako murah.
Ia mengatakan untuk melaksanakan kebijakan tersebut, pihaknya akan menggelontorkan tambahan anggaran Rp3,8 triliun.
"Tambahan Rp3,8 triliun untuk bisa dinikmati 15 juta rumah tangga. (Tambahan diberikan) agar segera timbulkan stimulasi ekonomi. Kami juga akan tambahkan program untuk pembelian rumah bagi masyarakat berpendapatan rendah," katanya.
(aud/agt)