Utang Jatuh Tempo PLN Capai Rp35 Triliun Tahun Ini

CNN Indonesia
Rabu, 22 Apr 2020 20:30 WIB
PT PLN (Persero) memastikan tidak akan menaikkan tarif listrik meski mendapatkan tekanan dari pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menyatakan total utang jatuh tempo tahun ini sebesar Rp35 triliun. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menyatakan total utang jatuh tempo tahun ini sebesar Rp35 triliun. Namun, manajemen mengaku keuangan perusahaan memburuk karena permintaan listrik turun di tengah penyebaran virus corona.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menuturkan pihaknya kini sedang mengajukan pelonggaran pembayaran utang kepada sejumlah bank. Harapannya, PLN dapat membayar pokok utang lebih lama dari waktu yang seharusnya.

"Kami ada utang jatuh tempo tahun ini, kami minta kepada bank untuk me-reprofiling ke tahun berikutnya," ujar Zulkifli dalam video conference, Rabu (22/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, perusahaan juga sedang mengkaji transaksi repo obligasi dengan Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI). Hal ini dilakukan guna menambah likuiditas perusahaan, sehingga bisa membayar kewajiban yang jatuh tempo dalam waktu dekat.

"Kami saat ini memang sedang dalam pembicaraan dengan Kementerian Keuangan dan BI soal bond (obligasi)," kata Zulkifli.

Sebelumnya, dia bilang mayoritas utang PLN berdenominasi valuta asing (valas). Dengan demikian, pergerakan nilai tukar rupiah amat berpengaruh terhadap total utang perusahaan pelat merah tersebut.

Menurut Zulkifli, setiap pelemahan Rp1.000 per dolar AS, beban utang perusahaan meningkat Rp9 triliun. Artinya, fluktuasi rupiah yang terjadi beberapa waktu terakhir berpotensi mengerek beban utang PLN.

Zulkifli mengungkapkan besarnya porsi utang valas terjadi karena kemampuan pembiayaan bank domestik terbatas. Sementara, PLN membutuhkan modal yang besar untuk membangun proyek ketenagalistrikan. Sebagai gambaran, untuk merealisasikan megaproyek 35 ribu MW, perseroan setidaknya membutuhkan Rp1.000 triliun.

Namun, manajemen berusaha memitigasi risiko pelemahan nilai tukar semaksimal mungkin dengan melibatkan bank domestik. Misalnya, dengan melakukan lindung nilai (hedging).

Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan PLN pada kuartal III 2019, total utang perseroan mencapai Rp615,1 triliun atau meningkat 8,8 persen dari posisi tahun sebelumnya, Rp565,1 triliun.

[Gambas:Video CNN]

(aud/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER