Ke Kalteng, Menteri Basuki Tinjau Lahan buat Food Estate
~ | CNN Indonesia
Selasa, 16 Jun 2020 00:00 WIB
Bagikan:
url telah tercopy
Foto: Dok. PUPR
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Basuki berkunjung ke Kalimantan Tengah untuk menindaklanjuti perintah Presiden Jokowi yang telah memilih Kalteng sebagai kawasan food estate atau pusat pengembangan tanaman pangan di luar Pulau Jawa, setelah ada beberapa alternatif seperti di Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Merauke.
"Menurut saya Kalteng merupakan pilihan yang tepat, karena sudah ada jaringan irigasi, petani, hingga sistem pendukung produksi pertanian yang baik ," kata Basuki saat meninjau salah satu lokasi rehabilitasi Daerah Irigasi (DI) Rawa Tahai di Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng, Minggu (14/6/2020).
Sebelumnya pada Sabtu (13/6), Basuki berkunjung ke DI Rawa Daharup, DI Rawa Palingkau, dan DI Rawa Anjir Serapat di Kabupaten Kapuas untuk meninjau infrastruktur, antara lain kesiapan konektivitas jalan dan jaringan irigasi. Infrastruktur yang memadai diperlukan agar rencana pengembangan sektor pertanian dapat dilakukan secara optimal.
Dari 165.000 hektare lahan potensial tersebut, terdapat 85.500 hektare yang merupakan lahan fungsional yang sudah digunakan untuk berproduksi setiap tahunnya. Sementara sisanya, yakni 79.500 hektare berupa semak belukar sehingga perlu pembersihan saja tanpa perlu dilakukan cetak sawah dan peningkatan irigasi yang diperkirakan membutuhkan anggaran pada 2021-2022 hingga Rp 1,9 triliun.
Dari 85.500 hektare lahan fungsional tersebut, terdapat 28.300 hektare yang kondisi irigasinya baik, sementara sisanya yakni 57.200 hektare perlu rehabilitasi jaringan irigasi yang diperkirakan memerlukan anggaran hingga Rp 1,05 triliun.
Rencananya, rehabilitasi irigasi akan dilakukan secara bertahap mulai tahun 2020-2022 dengan anggaran Rp 73 miliar untuk rehabilitasi 1.210 hektare pada 2020, Rp 484,3 miliar untuk rehabilitasi 33.335 hektare pada 2021, dan Rp 496,2 miliar untuk rehabilitasi 22.655 hektar pada 2022. Terdapat 4 kegiatan fisik dalam rehabilitasi irigasi pada 2020, yakni rehabilitasi 1.210 hektar dengan anggaran Rp 26 miliar dan dua kegiatan perencanaan seluas 164.595 hektar dengan anggaran Rp 47 miliar.
Adapun kegiatan fisiknya meliputi peninggian tanggul, pembuatan pintu air, dan pengerukan saluran di DI Rawa Tahai seluas 215 hektare senilai Rp 9,8 miliar dimulai pada 28 Mei 2020, DI Tambak Sei Teras seluas 195 hektar senilai Rp 4,1 miliar yang progresnya sudah 29,1%, DI Tambak Bahaur seluas 240 hektare senilai Rp 3,9 miliar yang sudah berjalan 27,2%, dan DI Rawa Belanti seluas 560 hektare senilai Rp 8,2 miliar.
Foto:Dok. PUPR
Basuki berpesan dalam melakukan rehabilitasi, perlu memperhatikan kaidah-kaidah hidrologi tata air karena kawasan tersebut adalah kawasan wilayah pasang surut sehingga memiliki kadar keasaman (pH) yang rendah.
"Artinya rehabilitasi saluran tidak hanya mengerjakan fisiknya saja, tapi memerlukan kaidah tata air dalam kegiatan operasi dan pemeliharaannya, supaya proses pencucian lahan dapat dilakukan dengan lebih baik. Targetnya dalam 2 tahun seluruh saluran irigasi dalam kawasan aluvial seluas 165.000 ha sudah bisa direhabilitasi dan ditingkatkan, agar bisa dioptimalkan produksi pertaniannya," tuturnya.
Ia menambahkan, pengembangan program food estate ini akan dilakukan bersama Kementerian BUMN melalui skema investasi di mana Kementerian PUPR akan mengembangkan sarana dan prasarana seperti perbaikan saluran irigasi baik jaringan primer dan sekunder, sedangkan Kementerian BUMN dan Kementerian Pertanian akan mengembangkan teknologi tanamnya untuk bisa menghasilkan produksi lebih baik dengan harapan setiap 1 hektar bisa memproduksi 2 ton padi.
Selain meninjau lokasi tersebut, Basuki juga berkunjung ke lokasi Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) yang dikerjakan melalui skema padat karya tunai untuk perbaikan saluran irigasi sekitar 200 meter di sisi kanan dan kiri di DI Pangkoh, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.
Dalam kegiatan tersebut, terserap 30 tenaga kerja dengan alokasi anggaran Rp 195 juta di mana honor harian pekerja bervariasi antara Rp 100 ribu - Rp 120 ribu per hari untuk dapat mengurangi angka pengangguran serta mempertahankan daya beli masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Sebagai informasi, dalam kunjungan tersebut turut hadir pula Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng Fahrizal Fitri, Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat, Bupati Pulang Pisau Edy Pratowo, Guru Besar dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Azwar Maas, pakar pengairan Arie Setiadi, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko, Direktur Irigasi dan Rawa Ditjen SDA Suparji, Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan II Dwi Purwantoro, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja. (~)