Harga Minyak Mentah Naik Ditopang Aktivitas Manufaktur

CNN Indonesia
Kamis, 02 Jul 2020 08:32 WIB
Sejumlah pekerja di kilang minyak mini yang dikelola PT Tri Wahana Universal (TWU) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (10/3). Kilang minyak mini dengan kapasitas 16.000 barel per hari itu, berhenti beroperasi sejak 20 Januari lalu, karena tidak memperoleh pasokan minyak mentah produksi Blok Cepu. ANTARA FOTO/Aguk Sudarmojo/pd/16. *** Local Caption *** BOJONEGORO, JAWA TIMUR.
Harga minyak mentah naik hingga 1,8 persen ditopang oleh kembalinya aktivitas manufaktur di sejumlah negara dan berkurangnya pasokan AS. Ilustrasi kilang minyak. (ANTARA FOTO/Aguk Sudarmojo).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak mentah global terpantau menguat pada perdagangan Rabu (1/7). Kenaikan harga minyak ditopang oleh kembalinya aktivitas manufaktur di sejumlah negara dan berkurangnya persediaan minyak mentah AS.

Mengutip Antara, Kamis (2/7) harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September naik 76 sen atau 1,8 persen menjadi US$42,03 per barel. Sedangkan, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus naik 55 sen atau 1,4 persen menjadi US$39,82 per barel.

Untuk diketahui, aktivitas manufaktur AS balik arah menguat (rebound) mencapai level tertinggi dalam lebih dari setahun pada Juni lalu. Pemicunya adalah pembukaan aktivitas ekonomi usai penguncian akibat pandemi covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Serupa, aktivitas pabrik di China tumbuh lebih cepat pada Juni berdasarkan sebuah survei bisnis. Dari kawasan Eropa, sektor manufaktur Jerman justru mengalami kontraksi pada Juni, namun aktivitas pabrik Prancis masih tumbuh positif.

Kembalinya geliat manufaktur itu menandakan bahwa permintaan bahan bakar mulai pulih. Kondisi ini membuat puluhan juta barel minyak mentah dan produk minyak yang disimpan di kilang akibat krisis virus corona mulai dijual kembali.

Di sisi lain, kenaikan harga minyak juga ditopang berkurangnya persediaan minyak mentah AS.

Data Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun 7,2 juta barel pekan lalu setelah mencapai posisi tertinggi sepanjang masa selama tiga minggu berturut-turut. Penurunan ini jauh lebih besar dari prediksi analis, yaitu 710 ribu barel.

Namun, investor tetap berhati-hati terhadap lonjakan kasus virus corona baru di AS. Terlebih, pakar penyakit pemerintah AS memperingatkan bahwa jumlah penularan dapat segera berlipat ganda.

[Gambas:Video CNN]



(ulf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER