Tinjau Pabrik Pembuatan APD di Cakung, Menaker Kagum

Kementerian Ketenagakerjaan | CNN Indonesia
Kamis, 02 Jul 2020 10:24 WIB
Kemnaker (iklan)
Ida Fauziyah dalam acara peninjauan pabrik pembuatan APD di Cakung, Jakarta Timur, Rabu (1/7), (Foto: Dok.Kemnaker)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah meninjau langsung pabrik pembuatan Alat Pelindung Diri(APD) di kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) Pulogadung, Cakung, Jakarta Timur, pada Rabu (1/7).

Selain mengapresiasi perusahaan yang tak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), Ida juga menyatakan kekaguman melihat seluruh karyawan pembuat APD baju hazmat dan masker tersebut ternyata perempuan.

"Saya membuktikan langsung kelompok usaha ini merekrut banyak perempuan, juga tidak melakukan PHK dan merumahkan pekerjanya selama masa pandemi Covid-19. Ini suatu kebanggaan tersendiri," kata Ida.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan, pihaknya seringkali meminta perusahaan agar menjadikan kebijakan PHK sebagai langkah terakhir setelah melakukan segala upaya untuk mengatasi dampak Covid-19.

Menurut Ida, saat corona mulai mewabah, PT Mahasuri Utama yang selama ini mengekspor produk garmen ke kawasan Asia, langsung mengalihkan produksi ke baju hazmat dan masker. Hasil produksi itu kini banyak digunakan oleh tenaga medis di seluruh Indonesia.

"Pemerintah terus berupaya membantu perusahaan yang terdampak Covid-19 agar bisa tetap bertahan dan tidak melakukan PHK pekerjanya. Banyak program-program bantuan yang bisa dimanfaatkan pengusaha dan pekerja," katanya.

Kemnaker sendiri disebut Ida telah melakukan hal yang tak biasa akibat pandemi, seperti mengurangi perjalanan dinas, refocussing program, serta mengembangkan perluasan kesempatan kerja bagi pekerja atau buruh yang terdampak. Selain itu, pekerja terdampak yang mengikuti pelatihan di Balai Latihan Kerja akan mendapat insentif, yang diambil dari anggaran perjlanan dinas yang dibatalkan.

"Kita bantu para pekerja yang ter-PHK dan dirumahkan melalui kegiatan padat karya infrastruktur, padat karya produktif, Tenaga Kerja Mandiri, Terapan Teknologi Tepat Guna, Kewirausahaan, dan Tenaga Kerja Sukarela,"

Lebih lanjut, Ela seorang pekerja pabrik mengatakan perusahaan mengalihkan produksi karena selama pandemi pihaknya tak dapat mengirimkan hasil produksi garmen ke luar negeri. Sebelumnya, mereka selalu mengekspor ke Asia dan Eropa.

"Masih ada barang yang belum dikirim ke Qatar, Uni Emirat Arab. Karena tidak bisa mengirim barang ke luar, jadi untuk sementara kita mengerjakan baju hazmat untuk memenuhi kebutuhan tim medis Covid-19," ujar Ela yang bekerja di bagian produksi cutting.

(rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER