Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian PUPR mencatat penyaluran dana fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) mencapai Rp7,36 triliun per 30 Juni 2020. Dana tersebut disalurkan untuk membiayai pembangunan 72.760 unit rumah.
Direktur Utama PPDPP Arief Sabaruddin menilai permintaan rumah tidak terkena dampak signifikan dari pandemi virus corona. Pasalnya, rumah adalah kebutuhan dasar manusia.
"Realisasi perumahan subsidi masih berlanjut dan minat masyarakat juga tidak berkurang," kata Arief seperti dikutip dari Antara, Kamis (2/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan realisasi tersebut, target yang ditetapkan pemerintah sebesar 102.500 unit untuk Rp11 triliun telah tercapai 70,99 persen.
Sebagai catatan, sejak 2010 hingga 2020, PPDPP telah menyalurkan dana FLPP sebanyak Rp51,73 triliun untuk 728.362 unit rumah.
Menurut Arief, tingginya permintaan pembiayaan rumah juga tercermin dari tingginya minat masyarakat dalam mengakses aplikasi Sistem Informasi Perumahan Subsidi alias SiKasep.
Tercatat per 2 Juli 2020 pukul 12.00 WIB sebanyak 181.008 calon debitur telah mengakses aplikasi ini, dengan 72.010 calon debitur dinyatakan lolos subsidi checking, 10.534 calon debitur sedang dalam proses verifikasi bank dan 2.161 calon debitur mengajukan dana FLPP ke PPDPP. Sedangkan per Kamis (2/7) telah tercatat 74.885 debitur yang telah menerima dana FLPP.
Seiring dengan peningkatan layanan aplikasi SiKasep juga sudah mencatatkan proses calon debitur untuk pembiayaan rumah subsidi lainnya, yaitu subsidi selisih bunga (SSB) dan BP2BT (Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan).
Tercatat untuk SSB, sebanyak 4.929 calon debitur sudah masuk dalam proses verifikasi bank pelaksana dan 3.414 dalam proses pengajuan dana ke Ditjen Pembiayaan Infrastruktur. Sementara, masih terdapat dua calon debitur berada dalam proses verifikasi bank pelaksana untuk mendapatkan BP2BT.