Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengingatkan RI agar tak terlalu sibuk membahas resesi Singapura. Sebab, potensi resesi ekonomi Indonesia sudah di depan mata.
"Kalau sekarang sibuk membahas resesi di Singapura, sebenarnya Indonesia ini sudah di depan mata. Indonesia juga akan mengalami resesi," ungkap Piter dalam video conference, Rabu (15/7).
Menurutnya, resesi merupakan hal yang tak bisa dihindari. Sebab, ekonomi Indonesia saja sudah anjlok hingga 2,97 persen pada kuartal I 2020.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekonomi Indonesia diproyeksi semakin terperosok pada kuartal III 2020. Pemerintah saja meramalkan ekonomi Indonesia minus 3,8 persen pada kuartal II 2020 dan kuartal III 2020 berpotensi terkontraksi 1,6 persen.
"Resesi adalah sesuatu yang tidak terelakkan," imbuh Piter.
Namun, bukan berarti Indonesia tak bisa bangkit dari keterpurukan. Piter menilai kunci agar ekonomi domestik bisa membaik adalah memperbaiki sektor usaha dan sektor keuangan.
Lihat juga:Alarm Resesi Ekonomi dari Singapura Berbunyi |
"Selama bisa pertahankan dunia usaha dan sektor riil, diharapkan dunia usaha dan sektor keuangan bisa recovery dengan cepat," ujar Piter.
Sebagai informasi, Singapura masuk ke jurang resesi untuk pertama kalinya sejak 2009. Dalam teori ekonomi, negara disebut resesi jika ekonominya terkontraksi selama dua kuartal berturut-turut.
Ekonomi Singapura tercatat minus 0,7 persen pada kuartal I 2020. Sementara, data awal Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura menunjukkan bahwa perekonomian turun 41,2 persen pada kuartal II 2020 dari periode sebelumnya.