PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI) memangkas jumlah karyawannya untuk menjaga kelangsungan bisnis di masa krisis akibat pandemi Covid-19.
VP Corporate Strategy & Business Development GMF AeroAsia Desrianto Adi Prayogi mengatakan keputusan tersebut diambil sebagai langkah terakhir dalam rangka mengurangi beban operasional.
"Cost efficiency atau cost effectiveness. Apapun itu akan kami lakukan tetapi salah satu yang menjadi prioritas terakhir untuk kami lakukan adalah yang berkaitan dengan karyawan," ujarnya dalam webinar yang digelar Habibie Center, Rabu (29/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Desrianto melanjutkan pemangkasan karyawan utamanya dilakukan kepada pekerja outsourcing yang kontraknya segera habis. Ia membantah perusahaannya melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Sebab, yang dilakukan adalah tidak memperpanjang kontrak.
"Saat ini memang kami lakukan evaluasi, terutama untuk yang mungkin tenaga outsourcing, ya. Kami enggak melakukan PHK, tetapi tidak melakukan perpanjangan kontrak sementara terutama untuk yang tenaga outsourcing," tuturnya.
Menurut Desrianto, langkah itu dilakukan karena bisnis Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) memang mengalami tekanan cash flow lantaran maskapai penerbangan memangkas jumlah penerbangan selama pandemi Covid-19.
Jika biasanya GMF melakukan perawatan terhadap 600 pesawat per hari, di masa pandemi jumlah pesawat yang di-maintenance hanya 40.
"Garuda, Citilink, itu penurunannya bisa sampai 90 persen. Rata-rata dulu kami maintenance flight per days bisa sampai 600-an, bahkan paling parah itu di bulan April itu sekitar cuma 40 penerbangan per hari Garuda dan Citilink. Sekarang sudah merambah naik sekitar 150 penerbangan per hari," imbuhnya.
Sedikitnya jumlah pesawat yang menjalani maintenance di GMF, lanjut Desrianto, bukan hanya karena berkurangnya jumlah penerbangan, tetapi juga dipicu menurunnya utilitas pesawat.