Ekonomi AS Belum Stabil, Rupiah Menguat ke Rp14.762

CNN Indonesia
Selasa, 18 Agu 2020 09:20 WIB
Nilai tukar rupiah menguat 0,25 persen ke level Rp14.762 per dolar AS pada perdagangan Selasa (18/8).
Nilai tukar rupiah menguat ke level Rp14.762 per dolar AS pada perdagangan Selasa (18/8). Ilustrasi. (ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI).
Jakarta, CNN Indonesia --

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.762 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Selasa (18/8) sore. Posisi tersebut menguat 0,25 persen dibandingkan perdagangan Jumat (14/8) sore di level Rp14.795 per dolar AS.

Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,25 persen, dolar Singapura menguat 0,09 persen, dolar Taiwan menguat 0,16 persen, peso Filipina menguat 0,12 persen, rupee India menguat 0,2 persen, yuan China menguat 0,08 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,12 persen.

Hanya won Korea Selatan yang terpantau masih melemah 0,04 persen sementara baht Thailand masih stagnan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, mayoritas mata uang di negara maju masih bergerak variatif. Poundsterling Inggris melemah 0,20 persen dan dolar Australia melemah 0,15 persen. Sedangkan dolar Kanada menguat 0,17 persen dan franc Swiss menguat 0,14 persen.

Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memprediksi hari ini rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp14.650-14.850 per dolar AS.

Tekanan terhadap dollar AS, menurutnya, disebabkan oleh indikasi ketidakstabilan pemulihan ekonomi di AS dari data ekonomi AS yang dirilis semalam yaitu data indeks aktivitas manufaktur wilayah New York yang dirilis jauh di bawah proyeksi.

Tingkat imbal hasil obligasi yang rendah juga membuat dollar AS menjadi tidak menarik untuk Saat ini. "Sentimen negatif terhadap dollar AS ini bisa mendorong penguatan ke nilai tukar rupiah pagi ini," ujar Ariston kepada CNNIndonesia.com.

[Gambas:Video CNN]

Namun di sisi lain, pasar perlu mewaspadai faktor-faktor yang bisa menekan rupiah seperti ketegangan hubungan AS-Tiongkok.

"Kekhawatiran pandemi yang menekan pemulihan ekonomi dalam negeri dan data neraca perdagangan Indonesia bulan Juli yang di bawah ekspektasi juga bisa menahan penguatan rupiah," tandasnya.

(hrf/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER