Jokowi soal Ekonomi: Kita Butuh Waktu Lepas dari Krisis Ini

CNN Indonesia
Selasa, 08 Sep 2020 11:39 WIB
Presiden Jokowi mengakui RI terjerat krisis ekonomi akibat virus corona dan pemerintah  butuhkan waktu mengeluarkan diri dari jeratan krisis itu.
Presiden Jokowi menyatakan Indonesia masih membutuhkan waktu untuk keluar dari jeratan krisis ekonomi akibat pandemi virus corona.(AFP/Sigid Kurniawan).
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui ekonomi dalam negeri terjerat krisis ekonomi akibat pandemi virus corona atau covid-19. Hal ini serupa dengan apa yang dialami oleh negara-negara lain di dunia.

Jokowi menambahkan butuh waktu untuk mengeluarkan dan terlepas dari krisis akibat corona.

"Seperti juga kondisi dunia pada umumnya, kita masih butuh waktu untuk lepas dari krisis ini," ucap Jokowi saat acara Kick Off Meeting Pemeriksaan BPK di Istana Negara, Jakarta, Selasa (8/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasalnya, penanganan dampak krisis akibat pandemi covid-19 tidak hanya soal meningkatkan perekonomian lagi. Lebih dari itu, pemerintah juga perlu menekan laju penyebaran covid-19 di dalam negeri.

Untuk itu, ia meminta para jajaran menteri agar bisa bekerja lebih keras lagi dan tidak menggunakan sistem kerja dan struktur birokrasi yang lama dan rumit. Menurutnya, yang harus dilakukan saat ini adalah melakukan kerja dengan cara-cara yang tidak biasa (extraordinary).

"Pemerintah masih sangat membutuhkan fleksibilitas kerja dan kesederhanaan prosedur agar semua permasalahan bisa ditangani secara cepat dengan tepat sasaran dan efisien. Ini harus dilakukan secara extraordinary, yang tidak seperti biasanya, yang tidak standar, semua harus dilakukan dengan cepat dengan prosedur yang sederhana," katanya.

Lebih lanjut, kepala negara juga mengingatkan lagi para jajaran menteri agar struktur birokrasi yang terlalu berbelit dihentikan. Khususnya dalam menjalankan program penanganan dampak pandemi covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Bahkan, menurutnya, kondisi krisis ekonomi akibat covid-19 ini merupakan kondisi yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan reformasi birokrasi pelaksanaan program.

"Lakukan dengan cara yang cepat, prosedur yang sederhana, demi keselamatan masyarakat, ini lebih utama daripada prosedur yang berbelit yang kita buat sendiri. Sudah waktunya harus kita rombak, upaya extraordinary harus dilakukan di bidang perekonomian," tuturnya.

Selain itu, ia melihat kondisi krisis juga bisa dimanfaatkan untuk melakukan lompatan ekonomi. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi nasional bisa lebih tinggi pada tahun-tahun ke depan.

"Pemerintah sudah berkomitmen bahwa upaya kami tidak hanya terbatas untuk keluar dari krisis tetapi juga memanfaatkan krisis untuk melakukan lompatan," pungkasnya.

Penurunan ekonomi di Indonesia mulai terasa sejak kuartal I 2020. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai kisaran 2,97 persen. Bahkan pada kuartal II, kondisi ekonomi semakin parah, terkontraksi 5,32 persen.

Proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Indonesia cuma bisa tumbuh di kisaran 0 persen sampai minus 2 persen pada kuartal III. Dengan begitu, sinyal resesi semakin nyata.

[Gambas:Video CNN]



(uli/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER