Halte Transjakarta Rusak Akibat Demo Operasi Penuh Akhir 2020

PT Transportasi Jakarta memperkirakan puluhan halte Transjakarta yang rusak akibat rusuh aksi penolakan Undang-Undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja baru bisa beroperasi penuh kembali sebelum akhir 2020.

Meskipun demikian, melalui keterangan resminya, mereka menyatakan akan tetap beroperasi dengan penyesuaian mulai Jumat (9/10).

Berdasarkan catatan mereka, setidaknya ada 46 halte terdampak akibat demo UU Cipta Kerja dengan total kerugian diperkirakan mencapai Rp 65 miliar.

"Transjakarta secara sigap langsung berbenah untuk melakukan pembersihan terhadap halte-halte terdampak. Dimulai dari membersihkan pecahan puing-puing kaca dan puing sisa kebakaran serta mencat ulang halte," bunyi keterangan Transjakarta yang diterima Sabtu (10/10).

Dalam melakukan pembersihan itu, Transjakarta dibantu oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta seperti Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Bina Marga, PPSU.

Lebih lanjut Transjakarta mengungkapkan estimasi waktu perbaikan halte. Untuk halte dengan kerusakan ringan seperti kaca pecah, dan vandalisme akan selesai dalam 3 hari.

Lalu untuk halte dengan kerusakan sedang sampai berat diperkirakan selesai dalam jangka 3- 4 minggu ke depan.

[Gambas:Video CNN]

Sementara itu untuk halte yang masuk dalam kategori rusak parah, terutama yang disebabkan hangus terbakar diperlukan waktu 1-2 bulan ke depan.

Mereka menyatakan proses perbaikan halte akan dilakukan berdasarkan tingkat kerusakan halte.

"Target perbaikan adalah mengoperasikan kembali halte terdampak secara minimum," kata Transjakarta.

Meski mengalami perbaikan di banyak halte, Transjakarta berjanji bisa melayani semua masyarakat.

Beberapa halte Transjakarta diketahui rusak akibat diamuk massa dalam aksi unjuk rasa menentang pengesahan UU Cipta Kerja minggu ini. Salah satunya, Halte Bundaran HI.

Selain halte, massa diketahui membakar Polisi di kawasan Tugu Tani dan Pos polisi di Patung Kuda Arjuna Wiwaha.