Rupiah Berhasil Menguat ke Rp14.685 di Tengah Ancaman Demo

CNN Indonesia
Selasa, 20 Okt 2020 09:19 WIB
Rupiah berhasil menguat 0,15 persen ke level Rp14.685 per dolar AS meski dibayangi oleh aksi unjuk rasa terhadap UU Omnibus Law Cipta Kerja.
Rupiah menguat ke Rp14.685 per dolar AS pada Selasa (20/10) pagi di tengah rencana demo menentang UU Cipta Kerja. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.685 per dolar AS pada Selasa (20/10) pagi. Posisi ini menguat 22 poin atau 0,15 persen dari Rp14.707 per dolar AS pada Senin (19/10).

Rupiah menguat bersama won Korea Selatan dan peso Filipina, masing-masing 0,14 persen dan 0,07 persen. Sedangkan mayoritas mata uang Asia lain berada di zona merah.

Baht Thailand melemah 0,16 persen, yen Jepang minus 0,14 persen, ringgit Malaysia minus 0,14 persen, yuan China minus 0,1 persen, dan dolar Singapura minus 0,01 persen. Dolar Hong Kong stagnan. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal serupa juga terjadi di deretan mata uang utama negara maju. Hanya rubel Rusia yang menguat 0,17 persen dari dolar AS.

Sisanya, dolar Australia melemah 0,4 persen, poundsterling Ingris minus 0,09 persen, franc Swiss minus 0,07 persen, dolar Kanada mnus 0,05 persen, dan euro Eropa minus 0,01 persen.

Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah pada hari ini akan dipengaruhi oleh sentimen aksi demo penolakan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja (UU Ciptaker). Demo kebetulan dilakukan tepat pada satu tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. 

[Gambas:Video CNN]

"Pasar mungkin akan mengamati aksi demo yang akan berlangsung hari ini. Pergerakan rupiah mungkin mendatar, cenderung melemah, dengan potensi di kisaran Rp14.650 sampai Rp14.750 per dolar AS," kata Ariston kepada CNNIndonesia.com, Selasa (20/10).

Selain itu, pergerakan rupiah juga mendapat sentimen dari ketidakpastian stimulus ekonomi AS. Menurutnya, meski ada kemajuan pembahasan, namun hal ini belum membuat pelaku pasar masuk ke aset berisiko.

"Stimulus fiskal ini bisa membantu pemulihan ekonomi AS di tengah pandemi dan memberikan sentimen positif ke aset berisiko," jelasnya.



(uli/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER