Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kepala daerah tentang risiko krisis pangan di tengah pandemi covid-19 seperti diungkapkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO).
"FAO memperingatkan pandemi covid-19 bisa memicu krisis pangan, untuk itu saya minta gubernur walikota agar betul-betul lihat ketersediaan pangan," ujarnya saat membuka rapat pengendalian inflasi, Kamis (22/10).
Guna menjaga ketersediaan pangan, ia meminta semua kepala daerah untuk memantau data ketersediaan bahan pangan di masing-masing wilayah. Melalui data tersebut, pemerintah daerah bisa merumuskan kebijakan yang tepat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Segera perkuat data pangan, di pusat ada pusat harga strategis, di daerah dikembangkan jenis data dan informasi yang penting lainnya," imbuhnya.
Selain itu, ia meminta agar data tersebut dapat disinergikan antar daerah. Dengan demikian, daerah yang kekurangan bahan pangan bisa dipetakan daerah yang kekurangan dan kelebihan pasokan bahan pangan.
"Data produksi konsumsi yang akurat penting karena dengan data itu bisa diketahui lebih cepat mana provinsi yang kurang, mana provinsi yang kelebihan dan berdasarkan data itu perdagangan daerah bisa didorong dan kerja sama daerah bisa diperkuat," tuturnya.
Selain FAO, ada beberapa lembaga yang juga memperingatkan terkait krisis pangan dunia karena virus corona. Lembaga itu adalah PBB dan WTO. Ancaman bisa menjadi kenyataan jika pihak berwenang gagal mengelola dan mengendalikan virus corona dengan baik.
Banyak pemerintah di seluruh dunia telah melakukan penguncian wilayah (lockdown) atau mengunci populasi mereka untuk memperlambat penyebaran virus. Ketiga lembaga ini memandang hal itu bisa mengakibatkan perlambatan perdagangan internasional dan rantai pasokan makanan.
"Ketidakpastian tentang ketersediaan pangan dapat memicu gelombang pembatasan ekspor dan menciptakan kekurangan di pasar global," kata tiga lembaga itu dalam pernyataan yang ditandatangani oleh masing-masing pihak, seperti dikutip dari AFP.