Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebut pertumbuhan ekonomi mayoritas negara di dunia pada tahun ini di bawah nol persen atau minus. Pasalnya, pandemi covid-19 telah memaksa pemerintah di masing-masing negara untuk membatasi kegiatan di ruang publik.
Suahasil menyatakan pembatasan sosial di tempat umum telah mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Walhasil, roda perekonomian melambat, bahkan sempat berhenti di masa pandemi.
"Mayoritas negara pada 2020 (ekonominya) di bawah nol persen atau kontraksi," ucap Suahasil dalam Market Outlook 2021, Selasa (17/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari berbagai sumber, Suahasil menjabarkan ekonomi Korea Selatan tahun ini diproyeksi minus 1,9 persen, Amerika Serikat minus 4,3 persen, Singapura minus 6 persen, Jerman minus 6 persen, Filipina minus 8,3 persen, Meksiko minus 9 persen, dan Inggris minus 9,8 persen.
Hal ini juga dialami Indonesia. Suahasil meramalkan ekonomi Indonesia pada tahun ini berakhir di level minus 0,6 persen hingga minus 1,7 persen.
Jika ini terealisasi, maka ekonomi Indonesia akan berbanding terbalik dengan posisi tahun lalu yang tumbuh positif 5 persen. Sementara, ekonomi nasional sudah minus sejak kuartal II 2020 lalu.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 anjlok hingga minus 5,32 persen. Kemudian, ekonomi domestik terlihat membaik pada kuartal III 2020 meski masih minus 3,49 persen.
"Ini merupakan bagian dari pemulihan, sehingga 2021 kami perkirakan pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 5 persen," tutur Suahasil.
Ia menambahkan Indonesia dan semua negara kini sedang berlomba-lomba untuk memulihkan ekonomi di masa pandemi covid-19. Salah satu caranya dengan menekan angka penularan virus corona di negara masing-masing.
Sebagai informasi, data Kementerian Kesehatan menunjukkan jumlah kasus penularan virus corona telah mencapai 470.648 kasus per Senin (17/11). Angka itu bertambah 3.535 dari hari sebelumnya.