Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Sukawati menyebut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali mulai hari ini hingga 25 Januari mendatang akan memberikan beban berat bagi para pengusaha, termasuk di daerahnya.
Itu terjadi seiring pengetatan protokol kesehatan seiring berlakunya kebijakan itu.
"Sejalan dengan semakin ketatnya pelaksanaan protokol kesehatan termasuk pemberlakukan PPKM mulai hari ini di beberapa wilayah Indonesia, maka tantangan yang dirasakan oleh pengusaha terasa semakin berat," katanya pada peluncuran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia secara daring, Senin (11/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Syarat Naik Pesawat ke Bali di Era PPKM |
Dia khawatir tekanan berat itu akan berdampak hebat ke masyarakat Pulau Dewata. Maklum, mayoritas masyarakat di daerahnya menggantungkan mata pencahariannya di sektor pariwisata dan turunannya yang terkena dampak paling hebat dari kebijakan PPKm.
Dampak itu paling tidak bisa dilihat dari dari pertumbuhan ekonomi Pulau Bali yang terkontraksi selama tiga kuartal berturut-turut dari kuartal I-III 2020.
Pada kuartalI 2020, tercatat ekonomi Bali mengalami kontraksi sebesar 1,14 persen dan jatuh kian dalam menjadi minus 10,98 persen pada kuartal selanjutnya.
Meski mengalami pertumbuhan sebesar 1,6 persen secara kuartalan, namun dibandingkan periode sama tahun lalu, kuartal III 2020 terkontraksi dua digit yakni 12,28 persen.
Tjokorda mengaku sempat berharap ekonomi Bali dapat menggeliat pada kuartal IV lalu akibat periode libur akhir tahun. Namun sayang, protokol kesehatan harus kembali diperketat guna mengendalikan penularan covid-19 sehingga momentum ekonomi Natal dan Tahun Baru pun tak jadi diraup.
Pasalnya, protokol kesehatan yang diperketat ini termasuk mengharuskan pendatang ke Bali untuk melakukan tes rapid antigen atau PCR.
"Kelihatan di kuartal III sudah ada perkembangan dan menggeliat. Di kuartal IV (kami) berharap bisa bagus tapi karena ada kebijakan swab dan sebagainya, Desember belum keluar berapa (datanya) tapi mudah-mudahan bisa di bawah dua digit," jelasnya.
Pada kesempatan sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyebut angka positif covid-19 di Provinsi Bali menanjak tinggi. Ini merupakan imbas dari periode libur lalu.
Oleh karena itu, ia meminta Pemda Bali untuk mengetatkan protokol kesehatan demi menekan laju penyebaran.
"Saya titip Pak Oka, Bali datanya naik tinggi dampak dari libur panjang. Tolong diketatkan lagi pelaksanaan swab atau pun rapid test antigen dan penyiapan karantina dan protokol kesehatan yang disusun Kemenkes," ujar Luhut.
Mengutip data Dinas Kesehatan Provinsi Bali pada Senin (11/1), tercatat sebanyak 828.026 orang dinyatakan positif Covid-19. 122.873 di antaranya atau 14,8 persen masih dalam perawatan.
Kasus sembuh sebanyak 681.024 orang atau 82,2 persen dan 24.129 orang yang setara 2,9 persen dinyatakan meninggal akibat covid-19.
Lihat juga:Mengenal Istilah yang Sering Muncul di Saham |