Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara, Kementerian Keuangan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengungkapkan, pemerintah sengaja menambah alokasi anggaran penanganan Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 untuk memenuhi anggaran vaksinasi virus corona dan penciptaan lapangan kerja.
"Yang paling besar bertambahnya adalah kesehatan, di mana untuk vaksinasi sendiri kita sudah tambahkan hampir mencapai Rp70 triliun," ujar Kunta dalam webinar Percepatan Ekonomi Sosial, Minggu (7/2).
Alokasi anggaran vaksinasi ini meningkat karena pemerintah tak hanya harus memenuhi kebutuhan anggaran pengadaan vaksin, tapi juga sarana dan prasarana. Begitu juga dengan insentif untuk tenaga kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi seluruh prosesnya kita sediakan, jadi kenaikannya cukup signifikan di anggaran kesehatan," imbuhnya.
Secara total, pemerintah kini mengalokasikan anggaran kesehatan mencapai Rp133,07 triliun. Angkanya naik dua kali lipat dari realisasi PEN 2020 sebesar Rp63,51 triliun.
Jika dirinci, dana itu akan dialokasikan untuk pengadaan dan operasional vaksin Covid-19, sarana dan prasarana serta alat kesehatan, biaya klaim perawatan, insentif tenaga kesehatan dan santunan kematian, serta untuk bantuan iuran BPJS Kesehatan untuk PBPU/BP.
Selain itu, dana juga akan digunakan untuk peningkatan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sektor kesehatan, serta insentif perpajakan kesehatan, termasuk pemberian insentif bebas pajak penghasilan (PPh) dan bea masuk untuk pembelian vaksin.
Tak hanya untuk tambahan dana sektor kesehatan, Kunta menyatakan penambahan anggaran juga untuk penciptaan lapangan kerja guna mendongkrak pemulihan ekonomi. Salah satunya untuk program padat karya di berbagai kementerian/lembaga.
"Kenaikan signifikan di program prioritas karena kita ingin mendorong, terutama padat karya untuk menggerakkan penciptaan tenaga kerja supaya itu bisa berjalan," tambah dia.
Program padat karya sendiri masuk dalam kategori pengeluaran PEN untuk program prioritas. Pagunya juga naik dua kali lipat dari Rp66,59 triliun pada PEN 2020 menjadi Rp141,36 triliun pada tahun ini.
Tak hanya untuk padat karya, alokasi anggaran program prioritas juga diberikan untuk mendukung sektor pariwisata, ketahanan pangan (food estate), pengembangan ICT, pinjaman ke daerah dan subsidi pinjaman daerah, kawasan industri, hingga program prioritas lainnya.
Secara total, pemerintah mengerek alokasi anggaran PEN 2021 dari Rp356,5 triliun menjadi Rp627,9 triliun. Alokasinya hampir menyamai pagu anggaran PEN 2020 sebesar Rp695,2 triliun.
(uli/asr)