Banjir Sentimen Positif, Rupiah Menguat ke Rp13.982

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp13.982 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (10/2) sore. Posisi tersebut menguat 0,09 persen dibandingkan perdagangan Selasa (9/2) sore di level Rp13.995 per dolar AS.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp13.989 per dolar AS, atau menguat dibandingkan posisi hari sebelumnya yakni Rp14 ribu per dolar AS.

Sore ini, rupiah menguat bersama mata uang di kawasan Asia. Kondisi ini tercermin dari yen Jepang naik 0,16 persen, dolar Singapura bertambah 0,15 persen, won Korea Selatan naik 0,87 persen, dan peso Filipina bertambah 0,03 persen.

Sementara itu, rupee India menguat 0,10 persen, yuan China naik 0,05 persen, ringgit Malaysia menguat 0,26 persen, dan bath Thailand naik 0,08 persen. Sedangkan, dolar Taiwan turun 0,03 persen di hadapan dolar AS.

Senada, mata uang di negara maju menguat terhadap dolar AS. Tercatat, poundsterling Inggris naik 0,25 persen, dolar Australia bertambah 0,10 persen, dolar Kanada menguat 0,10 persen, dan franc Swiss naik 0,28 persen

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan sejumlah sentimen positif dari eksternal dan internal mendorong penguatan rupiah. Dari eksternal, dalam beberapa hari terakhir, tren dolar AS melemah karena ekspektasi pemulihan ekonomi. Imbasnya, pelaku pasar pun mulai kembali melirik aset berisiko tinggi serta meninggalkan aset aman.

"Pasar melihat ke depan pemulihan yang diharapkan dari pandemi covid-19 tahun ini," ujarnya dalam riset resmi.

Selain itu, pasar juga menyambut positif perkembangan stimulus fiskal AS senilai US$1,9 triliun. Perkiraannya, stimulus fiskal akan cair dalam waktu dekat setelah Partai Demokrat AS merilis rincian stimulus senilai US$1,9 triliun itu.

Sedangkan dari dalam negeri, ia menuturkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi. Salah satunya, peningkatan penjualan ritel yang sempat tertekan pada masa pemberlakuan PPKM sebelumnya.

Dengan kebijakan PPKM mikro, jam buka toko diperpanjang dari sebelumnya hanya sampai pukul 20.00 menjadi 21.00 WIB.

"Di samping itu, bertambahnya kapasitas dine-in di restoran serta penambahan kapasitas work from office (WFO) juga berkontribusi pada peningkatan omzet harian," ucapnya.

[Gambas:Video CNN]