Kementerian Keuangan mengklaim bantuan sosial (bansos) yang digelontorkan pemerintah lewat program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) berhasil menyelamatkan 5 juta orang dari kemiskinan.
Pasalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan pada September 2020 masih berada di level 10,19 persen. Angka tersebut di bawah perkiraan Bank Dunia yang menyebut jumlah kemiskinan di Indonesia bisa mencapai 11,8 persen akibat pandemi covid-19.
"Artinya, program PEN sepanjang 2020 diperkirakan mampu menyelamatkan lebih dari 5 juta orang menjadi miskin baru," ucap Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu dalam keterangan resmi, Senin (15/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Febrio menuturkan intervensi kebijakan lewat program PEN tak hanya melindungi konsumsi masyarakat miskin dan rentan miskin, tetapi juga kelas menengah.
Program yang dimaksud berupa perluasan penerima dan manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Sembako, Bantuan Sembako Jabodetabek, Bantuan Sembako Tunai (BST), Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa, bantuan beras PKH, bantuan tunai Penerima Kartu Sembako, subsidi gaji/upah, Kartu Pra Kerja, hingga diskon tarif listrik.
Ada pula bantuan subsidi kuota internet untuk mendukung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), serta Bantuan Subsidi Upah (BSU) BPJS Ketenagakerjaan dan tenaga pendidik honorer.
Realisasi sementara program perlindungan sosial untuk mendukung konsumsi rumah tangga sendiri mencapai Rp220,39 triliun di sepanjang 2020, atau lebih tinggi dari alokasi awal sebesar Rp203,9 triliun.
Selain itu, pemerintah juga mendukung masyarakat miskin dan rentan melalui insentif dunia usaha, terutama kepada kelompok Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) agar tetap bertahan dari dampak pandemi.
Dukungan PEN untuk UMKM juga diberikan antara lain berupa penempatan dana, subsidi bunga, Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM), insentif PPh Final UMKM, penjaminan kredit, dan pembiayaan investasi LPDB.
Sepanjang 2020, pemerintah juga telah menyalurkan dukungan UMKM sebesar Rp112,4 triliun. Bentuk dukungan ini ia klaim sangat membantu UMKM untuk tetap melakukan aktivitas ekonomi.
"Secara khusus, 97 persen usaha mikro penerima BPUM masih tetap melanjutkan usahanya," tutur Febrio.
Meski demikian, Febrio tak memungkiri hadirnya pandemi covid-19 sepanjang 2020 memang membawa pengaruh signifikan terhadap kinerja ekonomi yang berdampak pada kemiskinan.
Dampak pandemi ini mulai dirasakan pada kuartal I-2020 atau saat persentase penduduk miskin naik menjadi 9,78 persen dari Maret 2019. Secara jumlah orang, penduduk miskin pada September 2020 sebesar 27,55 juta orang, atau meningkat 2,76 juta orang dibandingkan tahun lalu.
Sedangkan secara spasial, persentase penduduk miskin perdesaan per September 2020 naik menjadi 13,20 persen dari 12,6 persen pada September 2019 dan persentase penduduk miskin perkotaan mengalami kenaikan menjadi 7,88 persen dibandingkan September 2019 yang hanya sebesar 6,56 persen.
Sementara itu, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur oleh Rasio Gini adalah sebesar 0,385 per September 2020. Angka ini meningkat 0,005 poin dibandingkan dengan Rasio Gini September 2019 yang sebesar 0,380.