Perusahaan rintisan (start up) Traveloka siap menjadi perusahaan publik. Bahkan, perusahaan layanan pemesanan tiket online tersebut melirik penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di bursa saham AS, Wall Street.
Head of Corporate Communications Traveloka Reza Amirul Juniarshah menuturkan IPO di Wall Street memberikan keuntungan bagi perusahaan yaitu mempertemukan Traveloka dengan perusahaan teknologi kelas dunia.
"Sebagai salah satu perusahaan teknologi terdepan di Asia Tenggara, kami merasa bahwa pencatatan Traveloka di Wall Street akan menempatkan kami pada liga yang sama dengan perusahaan teknologi kelas dunia lainnya yang juga tercatat di sana," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (16/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan melenggang di Wall Street, kata dia, memungkinkan Traveloka untuk bersaing lebih kompetitif lagi di level global. Perusahaan juga memiliki peluang membawa sumber daya ke Indonesia dan Asia Tenggara.
"Saat yang bersamaan, pasar bursa di AS terlihat semakin menarik karena Wall Street memandang Asia Tenggara sebagai kawasan dengan perkembangan pesat dan potensi pertumbuhan yang tinggi," imbuhnya.
Namun, ia menyatakan Traveloka tetap mempertimbangkan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat ini, unicorn, atau startup dengan valuasi di atas US$1 miliar tersebut masih dalam tahap finalisasi perencanaan serta pemilihan rute terbaik menjadi perusahaan publik.
"Sebagai perusahaan teknologi dari Indonesia dengan aktivitas operasional di Asia Tenggara dan Australia, Traveloka tentu tetap mempertimbangkan BEI sebagai lokasi melantai di Indonesia," ujarnya.
Reza enggan menjawab kapan Traveloka ditargetkan IPO. Ia juga enggan menuturkan target raihan dana serta penggunaan dana segar dari IPO nantinya.
Sebelumnya, BEI menyatakan tiga perusahaan sektor teknologi akan melantai di pasar modal paling cepat pada kuartal I 2021. Saat ini, tiga perusahaan itu tengah mengurus proses penawaran go public.
"Apabila semua proses berjalan sesuai rencana, tiga perusahaan itu diperkirakan dapat tercatat di bursa paling cepat pada kuartal I 2021 ini," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna kepada awak media.
Nyoman belum ingin mengungkap siapa saja tiga perusahaan teknologi tersebut. Namun sebelumnya, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo menyebut IPO akan dilakukan oleh perusahaan teknologi dengan status unicorn.