Menyadari besarnya kontribusi digital terhadap produk domestik bruto (PDB), juga target pemerintah menjadikan Indonesia sebagai kiblat ekonomi syariah dunia pada 2024, Telkom Indonesia mendukung melalui penyediaan infrastruktur dan ekosistem digital.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah dalam Peresmian Center for Sharia Finance & Digital Economy (Shafiec) Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta dan Forum Keuangan Nasional Syariah pada Jumat (12/3). Dalam dua dasawarsa terakhir, ekonomi dan keuangan syariah berkembang pesat, baik pada skala global maupun nasional.
Pemanfaatan teknologi digital pada ekonomi syariah diyakini dapat membuat proses bisnis lebih efektif dan efisien dengan memperluas potensi pasar dan kolaborasi, serta memperkuat reputasi sebagai lembaga keuangan syariah yang kredibel, modern, dan canggih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Telkom secara konsisten dan berkelanjutan turut berkontribusi dengan berfokus pada pengembangan 3 pilar bisnis digital untuk mendorong transformasi digital nasional pada berbagai sektor usaha di Indonesia. Telkom meyakini dengan adanya digitalisasi dapat mendukung sektor usaha dan dapat menjadi enabler untuk mendukung 5 prioritas visi Indonesia Maju," kata Ririek.
Ditambahkan, salah satu wujud dukungan Telkom terhadap visi pemerintah menjadikan Indonesia sebagai kiblat ekonomi syariah dunia pada 2024 adalah penyediaan Layanan Syariah LinkAja.
Sistem pembayaran online berbasis syariah yang telah mendapat izin sertifikasi Kesesuaian Syariah dari DSN Majelis Ulama Indonesia serta Bank Indonesia ini disediakan untuk mempermudah masyarakat memenuhi kebutuhan, seperti pembayaran tagihan, pembelian token listrik, layanan transportasi, belanja di pasar dan supermarket, hingga aktivitas ke-Islaman seperti pembayaran zakat dan penunaian kurban.
![]() |
Selain itu, Telkom bersama BUMN juga konsisten mendukung pengembangan UMKM melalui inisiatif Rumah BUMN di seluruh Indonesia. Pada Agustus silam, Menteri BUMN pun meluncurkan Pasar Digital UMKM (PaDi UMKM) di mana Telkom bersama 8 BUMN lain memberi akses pelau UMKM untuk mendapatkan pasar transaksi di BUMN.
"Saat ini, sudah lebih dari 50 ribu pelaku UMKM yang menggunakan platform digital berupa media sosial untuk memasarkan produknya," kata Ririek.
Pada ekonomi digital Indonesia, Telkom memiliki program Indigo, yakni program inkubasi startup yang mendorong pengembangan inovasi. Indigo menyediakan pendanaan awal kepada startup dan akses kolaborasi sinergi dengan seluruh anak perusahaan TelkomGroup serta ke BUMN lain.
Sementara untuk pengembangkan digital talent, Telkom sedang membangun Indonesia Telecommunication and Digital Research Institute (ITDRI) sebagai media integrasi riset, inovasi, dan pengembangan talenta digital yang lebih optimal.
"Pemanfaatan teknologi digital sangat penting untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Telkom Indonesia akan terus berinovasi dan mendorong transformasi digital di berbagai sektor #UntukIndonesiaLebihBaik," ujar Ririek.
(rea)