Ancaman Iklim, Produksi Batu Bara Bisa Dipangkas 90 Persen

CNN Indonesia
Jumat, 19 Mar 2021 14:27 WIB
Ditjen Mineral Batu Bara Kementerian ESDM menyebut sebagai penyumbang pemanasan global, tuntutan menurunkan penggunaan batu bara semakin tinggi.
Ditjen Mineral Batu Bara Kementerian ESDM menyebut sebagai penyumbang pemanasan global, tuntutan menurunkan penggunaan batu bara semakin tinggi. (ANTARA FOTO/Makna Zaezar).
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengungkapkan perubahan iklim menjadi tantangan yang harus dihadapi industri batu bara ke depan.

Sebagai penyumbang pemanasan global terbesar dari sektor energi, tuntutan untuk menurunkan penggunaan batu bara semakin tinggi.

Dalam skenario paling ekstrem, untuk menurunkan suhu 1,5 derajat celcius, produksi batu bara Indonesia harus dipangkas hingga 90 persen pada 2050.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika kita mengikuti penurunan 1,5 derajat suhu bumi, penggunaan batu bara ditargetkan turun hingga 90 persen. Ini tantangan besar bagi kita. Kalau ini terjadi kita akan mengurangi produksi batu bara kita hingga 90 persen dan juga dampak-dampaknya," ujar Ridwan dalam diskusi virtual, Jumat (19/3).

Sementara, dalam kasus acuan yang dipegang oleh pengambil kebijakan di dunia saat ini, penurunan permintaan batu bara hingga 2050 akan mencapai 40 persen (4,7 juta ton ).

"Penyusutan akibat pengetatan peraturan lingkungan dan energi baru terbarukan (EBT), gas alam dan elektrifikasi yang makin kompetitif," tuturnya.

Ridwan mengatakan puncak permintaan batu bara sudah berlalu sejak 2014. Ke depannya, akan terjadi transisi penggunaan batu bara bukan lagi sebagai bahan bakar melainkan carbon resources.

"Tahun 2014 puncak permintaan batu bara secara global dan kita lihat pada grafik akan terus menurun dan tajam," imbuhnya.

Hal inilah yang mendorong pemerintah membuat kebijakan hilirisasi batu bara ke depan. Nantinya, batu bara tak akan langsung digunakan melainkan akan diubah menjadi syngas dan diolah kembali menjadi berbagai macam produk.

Beberapa di antaranya methanol, amonia, Dimethyl Ether (DME) dan lain-lain. "Sebagian besar produk nanti menuju ke domestik dan gasifikasi kita harapkan akan makin meningkat, walaupun perlu berbagai upaya agar lebih besar pertumbuhannya dari tahun ke tahun," pungkas Ridwan.

[Gambas:Video CNN]



(hrf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER