PT Pertamina (Persero) mengalihkan pemenuhan pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis Avtur untuk pesawat di Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur dan Bandara Internasional Husein Sastranegara di Bandung yang sebelumnya diambil dari Kilang Balongan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat ke Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta).
Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga sekaligus Direktur Commercial and Trading Pertamina Mas'ud Khamid mengatakan hal ini dilakukan sebagai dampak dari insiden kebakaran yang terjadi di Refinery Unit (RU) VI atau Kilang Balongan. Kebakaran terjadi pada hari ini, Senin (29/3) pukul 00.45 WIB.
"Untuk Bandara Husen dan Halim, kami akan konsolidasi suplai dari Bandara Soekarno-Hatta. Itu stoknya sangat cukup karena kebutuhan tidak begitu besar," ungkap Mas'ud saat konferensi pers kepada awak media secara virtual.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati begitu, Mas'ud tidak merinci berapa besar pengalihan pasokan Avtur yang akan diberikan dari Bandara Soetta ke dua bandara tersebut. Begitu juga dengan gambaran kebutuhan konsumsi Avtur dari masing-masing bandara.
Selain Bandara Halim dan Bandara Husen, Kilang Balongan sebenarnya juga menyuplai kebutuhan Avtur untuk Bandar Udara Internasional Ahmad Yani di Semarang, Jawa Tengah. Untuk bandara ini, pengalihan pemenuhan stok akan Terminal BBM Pertamina Rewulu di Yogyakarta.
Perusahaan minyak raksasa nasional itu juga akan mengalihkan stok Avtur untuk tiga bandara lain di Yogyakarta. Yakni, Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo, Bandar Udara Internasional Adisutjipto, dan Bandar Udara Internasional Yogyakarta.
"Ini dari Kilang Cilacap," imbuhnya.
Secara menyeluruh, Mas'ud memastikan stok Avtur aman untuk nasional. Begitu juga BBM jenis Bensin, Solar, dan LPG.
"Stok LPG nasional ada 16,89 hari atau hampir 17 hari. Rata-rata kita normal ada di 16-17 hari. Artinya stok kita cukup aman," pungkasnya.