Mentan Bakal Gunakan Kawasan Hutan untuk Budidaya Kedelai

CNN Indonesia
Senin, 29 Mar 2021 16:46 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo akan menggunakan lahan di kawasan hutan untuk membudidayakan kedelai.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo akan menggunakan lahan di kawasan hutan untuk membudidayakan kedelai.(CNN Indonesia/ Feri Agus Setyawan).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo akan menggunakan lahan di kawasan hutan untuk membudidayakan kedelai. Namun, dengan catatan perizinannya sudah ada dan jelas.

"Sepanjang itu sudah clear, kalau ada petaninya, clear lahannya, kami masuk (ke kawasan hutan)," ungkap Syahrul dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR, Senin (29/3).

Ia mengaku membutuhkan lahan besar untuk melakukan budidaya kedelai. Hal ini agar kebutuhan 270 juta warga Indonesia bisa terpenuhi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami butuh dan apalagi kalau bisa masuk ke lahan-lahan tertentu," imbuh Syahrul.

Ia menjelaskan lahan pertanian untuk kedelai harus dijaga agar tetap berkelanjutan. Pasalnya, pertanian tak seperti proyek biasa, di mana jika sudah selesai bisa langsung ditinggalkan.

"Harus dijaga, ada saat-saat hadapi tantangan. Sangat fluktuatif," jelas Syahrul.

Sejauh ini, ia memastikan program menyediakan kedelai lokal dalam waktu 200 hari tetap berjalan. Syahrul menyebut ada beberapa tantangan yang menghambat budidaya kedelai, salah satunya hama.

"Kedelai bisa di mana saja, tapi persoalannya di hama. Lalu kedelai Indonesia dibandingkan dengan AS pasti kalah. Mereka sudah pakai rekayasa genetika. Tapi ini dilarang FAO," jelas Syahrul.

Sebelumnya, Syahrul pengembangan kedelai lokal sulit dilakukan oleh petani di dalam negeri. Padahal, kebutuhannya setiap tahun terus meningkat.

"Petani lebih memilih untuk menanam komoditas lain yang punya kepastian pasar. Namun, kami terus mendorong petani untuk melakukan budidaya," katanya.

Untuk itu, Kementerian Pertanian tengah menyusun dan mengawal implementasi budidaya kedelai di lapangan. Upaya ini dilakukan untuk menekan impor kedelai dan menjaga harga tetap stabil di dalam negeri.

Diketahui, harga kedelai melonjak pada Januari 2021 lalu. Hal ini membuat harga tahu dan tempe naik.

Perajin tahu dan tempe di DKI Jakarta dan Jawa Barat sempat melakukan aksi mogok produksi pada 1, 2 dan 3 Januari 2021 sebagai bentuk protes atas harga kedelai yang tinggi.

Kementerian Perdagangan mencatat harga kedelai di pasar internasional naik 9 persen dari kisaran US$11,92 menjadi US$12,95 per busel pada Januari 2021. Akibatnya, harga kedelai impor yang dibeli Indonesia naik dari kisaran Rp9.000 menjadi Rp9.300 per kilogram (kg).

[Gambas:Video CNN]



(aud/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER