Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara meminta PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI untuk mengisi selisih kekurangan (gap) kebutuhan pembangunan infrastruktur yang tak bisa diisi oleh swasta. Caranya, dengan bersinergi.
"Sinergi dengan melakukan tugasnya terus melihat dalam jalani penugasan bisa tingkatkan kerja sama dengan swasta," ujar Sua, sapaan akrabnya, di acara Sinergi Memulihkan Ekonomi, Senin (5/4).
Tak hanya swasta, kerja sama pun dipandang Sua bisa dilakukan dengan sesama perusahaan negara atau BUMN. Bila memang memungkinkan kerja sama itu juga perlu dijajal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terutama BUMN yang bisa lengkapi dari modalitas tersebut. Kalau PT SMI yang masuk dengan ekuitas, maka bisa kerja sama dengan pihak swasta lain dari sisi penjaminan," tuturnya.
Menurut Sua, kerja sama dengan BUMN dan swasta perlu karena PT SMI tak bisa hanya mengandalkan aliran dana dari pemerintah dalam menjalankan penugasannya. Namun juga perlu tambahan dana lain.
"Memang dalam kondisi pandemi ini harus pemerintah yang duluan, harus landasan APBN, namun harus tetap pikirkan bagaimana libatkan swasta," imbuhnya.
Cara lain yang kini juga sudah diarahkan pemerintah adalah membangun melalui kerja sama dengan pemerintah daerah. Hal ini direalisasikan dengan program pemberian pinjaman ke pemerintah daerah.
"PT SMI juga kami tugaskan untuk pinjaman PEN ke daerah, tapi perlu ada pemahaman terkait kualitas project," jelasnya.
Menurut Sua, hal ini perlu dilakukan karena pembangunan infrastruktur mau tidak mau harus tetap digenjot di dalam negeri, meski di tengah pandemi. Pasalnya, pembangunan infrastruktur bisa menjadi katalis bagi pemulihan ekonomi itu sendiri.
Dalam hal ini, lanjutnya, SMI bisa berperan dalam mengurangi ketimpangan saat pandemi melalui proyek infrastruktur yang berjalan.
"Ketimpangan dalam konteks pendapatan, PT SMI seyogyanya mengembangkan infrastruktur mana yang bisa kurangi ketimpangan di masyarakat dan daerah," pungkasnya.