Inggris tengah mengkaji penerbitan mata uang digital pengganti uang tunai yang bisa digunakan oleh rumah tangga dan bisnis. Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak menyebutnya dengan istilah 'Britcoin'.
Pada awal pekan ini, Senin (19/4), Bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) mengumumkan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC) untuk mengkaji potensi penerbitannya di Britania Raya.
"Ini (CBDC) akan eksis bersama dengan uang tunai dan deposito perbankan, bukan untuk menggantinya," jelas BoE dalam pernyataan, seperti dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama pandemi, penggunaan uang tunai menurun karena masyarakat mengurangi kontak fisik. Sejumlah bank sentral di berbagai negara, termasuk Indonesia, mempertimbangkan untuk menciptakan uang digital yang memungkinkan pembayaran daring (online) tanpa melalui bank.
BoE menyatakan Satgas CBDC akan memanfaatkan sebuah forum untuk melihat "tantangan praktis dalam merancang, mengimplementasikan, dan mengoperasikan CBDC". Selain itu, BoE juga akan mempertimbangkan implikasi mata uang digital terhadap data dan privasi.
Dalam cuitan akun Twitter @RishiSunak, Sunak membalas pengumuman BoE dengan pertanyaan "Britcoin"- pelesetan dari uang kripto bitcoin yang nilainya melonjak selama beberapa waktu terakhir.
Tidak seperti uang kripto yang tak terjangkau oleh pemerintah dan regulator, bank sentral bisa mengendalikan uang digital.
Sebelumnya, Bank sentral China (PBoC) telah melakukan uji coba program mata uang digitalnya. Kemudian, Bank sentral Eropa (ECB) akan memutuskan apakah akan menciptakan uang digital euro pada musim panas ini.