Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.445 per dolar AS pada Jumat 930/4) sore. Posisi ini menguat 5 poin atau 0,03 persen dari Rp14.450 persen pada Kamis (29/4).
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.453 per dolar AS atau menguat dari Rp14.468 per dolar AS pada Kamis kemarin.
Di kawasan Asia, rupiah menguat bersama peso Filipina 0,35 persen, ringgit Malaysia 0,2 persen, baht Thailand 0,07 persen, yuan China 0,07 persen, dan yen Jepang 0,02 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Mengintip Besaran THR Jokowi |
Sedangkan won Korea Selatan melemah 0,35 persen, rupee India minus 0,09 persen, dolar Singapura minus 0,08 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,02 persen.
Mata uang utama negara maju bergerak variasi. Rubel Rusia melemah 0,72 persen, poundsterling Inggris minus 0,24 persen, euro Eropa minus 0,21 persen, dan franc Swiss minus 0,09 persen.
Tapi, dolar Kanada dan dolar Australia menguat, masing-masing 0,07 persen dan 0,05 persen.
Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai penguatan nilai tukar rupiah masih berasal dari pandangan bank sentral AS, The Federal Reserve yang menyatakan pemulihan ekonomi negeri Paman Sam belum secepat yang dilihat, meski data terbaru mencatat pertumbuhan ekonomi tembus 6,4 persen pada kuartal I 2021.
Lihat juga:Mengintip Besaran THR Jokowi |
Hal ini membuat The Fed belum akan mengubah kebijakannya dari pelonggaran menjadi pengetatan. "Katanya belum ada cukup bukti dari kemajuan substansial lebih lanjut menuju pemulihan untuk menjamin perubahan kebijakan," kata Ibrahim, Jumat (30/4).
Di sisi lain, data ekonomi dari sejumlah negara turut mewarnai pergerakan mata uang pada hari ini. Misalnya, PMI manufaktur China di kisaran 51,1 dan PMI nonmanufaktur 54,9.
Sementara pertumbuhan produksi industri di Jepang meningkat 2,2 persen pada periode Maret 2021. Indeks harga konsumen terkontraksi 0,2 persen.