KB Bukopin Lanjutkan Transformasi di Era Normal Baru
KB Bukopin terus berupaya merekonstruksi bisnis usai menjalani perubahan pengendalian sekaligus mengatasi dampak pandemi. Setelah resmi menyandang nama baru pada Februari lalu, KB Bukopin melanjutkan langkah melakukan pembenahan dan inovasi guna mencapai target besar pada 2025.
Presiden Direktur KB Bukopin Rivan Purwantono mengatakan, momen krisis tahun lalu dirasa tepat untuk melakukan transformasi secara total. Perbaikan pun digarap di semua lini.
"KB Bukopin sedang melakukan penyesuaian strategi pasca KB Kookmin Bank resmi menjadi PSP dengan kepemilikan mayoritas 67 persen pada September 2020. Perbaikan kita lakukan di seluruh lini, seluruh manajemen dan karyawan terlibat dan memegang peranan penting dalam transformasi ini, belum lagi kita juga didampingi tim KB Kookmin Bank yang membantu penerapan standar grup KB, sehingga ke depannya kita menjadi jauh lebih kuat," ujar Rivan.
Karena tak bisa langsung selesai, transformasi perseroan pun belum sepenuhnya masuk dalam laporan keuangan audit Desember 2020 dan interim Maret 2021 yang dirilis Jumat (30/4). Rivan menjelaskan, penurunan aset dan koreksi pada kinerja terjadi bukan hanya akibat pandemi, namun juga berbagai hoaks yang merebak sejak awal pandemi.
"Ini adalah titik terendah bagi kami, begitu banyak hantaman yang kami hadapi, tapi dengan kokoh bersama mengatasi berbagai tantangan dan memulihkan kepercayaan masyarakat, kami akan kembali bangkit lebih kuat. Memasuki tahun 2021 kondisi ini sudah membaik, dan transformasi yang dilakukan sudah on track dan sesuai dengan business plan yang telah dirancang hingga 2025," ungkapnya.
Perlambatan bisnis di KB Bukopin disebut Rivan tak dapat dihindari, dengan restrukturisasi kredit mencapai Rp24 triliun atau sekitar 30 persen dari total kredit yang disalurkan bank. Perseroan dengan berhati-hati memilih fokus pada perbaikan aset eksisting dan sangat selektif menyalurkan kredit. Kondisi tersebut berdampak pada total aset sebesar 19 persen year-on-year.
Sementara dari sisi profitabilitas, perseroan melanjutkan komitmen mitigasi risiko kredit. Pembentukan CKPN meningkat mencapai Rp4,7 triliun atau naik 175 persen dibandingkan Desember 2019. Meski berdampak pada penurunan CAR, Pemegang Saham Pengendali tetap memegang komitmen penguatan modal.
"Selain publikasi Laporan Keuangan Audit 2020 dan Interim Maret 2021, perseroan hari ini juga mempublikasikan Laporan Keuangan Induk Usaha yaitu KB Kookmin Bank," kata Rivan.
Lebih lanjut Rivan menyatakan bahwa perseroan telah mengadakan sejumlah perbaikan pada 2021. Antara lain, peningkatan simpanan nasabah dengan biaya dana yang lebih rendah, sedangkan BOPO secara year to date turun.
"Naiknya dana pihak ketiga didominasi dengan sentimen positif dari lini Korean Desk yang pada posisi Maret 2021 telah mencapai Rp2,4 triliun dan ditargetkan terus tumbuh untuk memperkaya diversifikasi nasabah KB Bukopin," ujarnya.
Transformasi yang dimulai sejak September 2020 itu menerapkan beragam inisiatif dan inovasi. Dari sisi bisnis, KB Bukopin menjalankan strategi Good Bank yang berfokus pada perluasan bisnis dengan kualitas aset yang baik dan stabil, seperti kredit pensiunan, strategic partnership untuk memperluas bisnis retail untuk produk KPR, multifinance, credit card, payroll, termasuk perluasan market ke Korean link business, dan lainnya.
Terkait kesiapan digital banking, kata Rivan, perusahaan saat ini tengah mematangkan strategi jangka pendek seperti integrasi aplikasi Wokee dengan tabungan Siaga, pengaktifan QR code, simplikasi proses KYC, cardless withdrawal, dan lainnya. Sedangkan transformasi digital untuk jangka panjang akan dilanjutkan hingga KB Bukopin memiliki sistem canggih dan cepat seperti halnya KB Kookmin Bank yang mengembangkan sendiri sistem IT.
"Transformasi total ini terus berlanjut dengan dilakukan bersama manajemen dan karyawan KB Bukopin, dan kami terus melakukan inovasi untuk percepatan perbaikan kinerja. Dengan semangat ini, kami percaya kami bisa menjadi Bintang Finansial Indonesia," ujar Rivan.
(rea)