Menteri Sosial Tri Rismaharini bakal menghapus program elektronik warung gotong royong (e-warong). Pasalnya, ia menemukan bukti keluarga penerima manfaat (KPM) bantual sosial (bansos) 'dipaksa' membeli sembako dengan harga selangit.
Menurut Risma, terbatasnya tempat penerima manfaat untuk membelanjakan dana bansos di lapangan, membuat penjual di e-warong bisa menjual harga sembako di atas harga pasar.
Risma mengaku sudah beberapa kali menemui skenario serupa kala meninjau di lapangan. Contohnya, ia menemukan salah satu e-warong menjual telur seharga Rp27 ribu per kg saat berkunjung ke Solo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika ditanya alasan harga telur begitu mahal, penjual mengaku mendapat harga tinggi dari pemasok. Namun, hanya 3 meter dari e-warong itu, Risma menemukan penjual lainnya yang hanya membanderol telur Rp18.500 per kg.
"Saya mohon izin untuk e-warong akan saya hapus," ucapnya pada rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI, Senin (24/5).
Menilai rakyat miskin dipaksa belanja sembako mahal, Risma berencana membuka kesempatan lebih lebar bagi keluarga penerima manfaat untuk membelanjakan dana bansos agar harga tidak bisa dinaikkan oleh pemilik e-warong.
Meski belum dapat merinci lebih jauh, ia mengatakan sedang menyiapkan aplikasi baru di ponsel agar sembako dapat dibeli di mana saja.
"Ini artinya orang miskin membeli lebih mahal karena kita menetapkan di tempat itu lah harus dibeli," bebernya.