Kementerian Perdagangan (Kemendag) merespons kabar rencana penutupan seluruh gerai ritel modern Giant pada akhir Juli 2021.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan berharap penutupan tersebut tidak merambat dan memengaruhi sektor-sektor lainnya, terutama yang berkaitan dengan penyaluran produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
"Sudah pasti berdampak negatif, mudah-mudahan tidak merambat ke sektor-sektor lainnya terutama untuk menyalurkan produk UMKM," kata Oke seperti dikutip dari Antara, Selasa (25/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga:Semua Gerai Giant Tutup per Juli 2021 |
Menurut Oke, penutupan beberapa gerai retail merupakan keputusan internal.
"Tentunya sangat disayangkan, karena di tengah pandemi salah satu upaya untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional adalah konsumsi rumah tangga yang kontribusinya sangat signifikan, yakni kurang lebih 59 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB)," kata Oke.
Pemerintah sendiri, sambung Oke, sudah menyiapkan berbagai stimulus ekonomi di tengah pandemi, termasuk penyediaan pinjaman korporasi dengan bunga sangat bersaing dan upaya peningkatan daya beli masyarakat berupaya bantuan sosial dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah.
"Rupanya bagi beberapa perusahaan belum bisa membantu sehingga harus menutup sebagian gerainya karena pandemi yang berdampak multidimensi," jelasnya.
Sebagai informasi, PT Hero Supermarket Tbk memastikan bakal menutup semua gerai Giant di Indonesia pada akhir Juli mendatang. Hal itu lantaran perusahaan ingin fokus mengembangkan bisnis merek dagang lain yang potensi pertumbuhannya lebih tinggi.
Direktur Utama PT Hero Supermarket Tbk Patrik Lindvall menyebut perusahaan tengah memfokuskan bisnis ke merek IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket setelah semua gerai Giant ditutup.
Manajemen juga akan mengubah lima gerai Giant menjadi IKEA dan mempertimbangkan untuk mengubah sejumlah gerai Giant menjadi gerai Hero Supermarket.