Data Ekonomi AS Dongkrak Harga Minyak

CNN Indonesia
Jumat, 28 Mei 2021 07:30 WIB
Harga minyak dunia menguat pada perdagangan Kamis (27/5) waktu AS. Penguatan ditopang oleh data ekonomi AS yang positif.
Harga minyak dunia menguat tertopang oleh data ekonomi AS. Ilustrasi. (iStock/nielubieklonu).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak terus menguat akhir perdagangan Kamis (27/5) waktu Amerika Serikat (AS)atau Jumat (28/5) pagi WIB. Melansir Antara, Jumat (28/5),  harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli terangkat 59 sen atau 0,9 persen ke level US$69,46 per barel.

Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 64 sen atau 1 persen, ke level US$66,85 per barel.

Kenaikan harga minyak ini sudah terjadi selama lima hari berturut-turut. Ini didukung oleh data ekonomi AS yang kuat, salah satunya pengangguran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan jumlah warga Negeri Paman Sam yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun lebih rendah dari yang diperkirakan minggu lalu.

Di sisi lain, ekonomi AS, yang pada kuartal pertama mencatat laju pertumbuhan tercepat kedua sejak kuartal ketiga 2003, sedang mengumpulkan momentum, dengan data lain pada Kamis (27/5) menunjukkan pengeluaran bisnis untuk peralatan mengalami percepatan pada April.

Sentimen itu mengimbangi kekhawatiran investor tentang potensi kenaikan pasokan minyak dari Iran yang bisa terjadi kalau pembicaraan nuklir Iran-AS berujung pada pencabutan sanksi terhadap negara industri energi tersebut.

[Gambas:Video CNN]

Minyak juga mendapatkan sentimen dari pertemuan OPEC 1 Juni nanti. Sumber yang tahu dengan rencana pertemuan itu menyatakan kelompok tersebut kemungkinan akan membahas pengurangan pembatasan pasokan minyak secara bertahap  dalam pertemuan itu demi menyeimbangkan ekspektasi pemulihan permintaan terhadap kemungkinan peningkatan pasokan Iran.

Selain itu, minyak juga mendapatkan beban dari kekhawatiran pasar atas permintaan dari India, konsumen minyak terbesar ketiga di dunia. Maklum, India sekarang sedang terpukul oleh virus corona dan hanya sekitar 3 persen dari populasinya yang telah divaksinasi penuh.

Kondisi itu dikhawatirkan akan mempengaruhi permintaan sehingga menekan harga minyak.

(antara/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER