Dirut Garuda Curhat Gaji Direksi Mei Bakal Dibayar Juni
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra mengatakan gaji direksi dan komisaris perusahaan untuk periode Mei 2021 kemungkinan baru dibayar pertengahan Juni 2021. Hal ini lantaran keuangan perusahaan sedang terpuruk.
"Contoh real Mei ini, gaji direksi dan komisaris dibayar pertengahan Juni 2021. Itu tuh masih klasifikasi yang Insyaallah," ungkap Irfan dalam wawancara eksklusif bersama CNNIndonesia.com, Senin (31/5).
Selain gaji seret, perusahaan juga memangkas beragam fasilitas untuk direksi. Salah satunya, mobil dinas.
Baca juga:Gaji ke-13 PNS Dipastikan Cair Juni 2021 |
"Fasilitas direksi yang tidak perlu, apa segala macam, yang dulu biasa, sekarang mungkin dianggap kemewahan, yang tidak perlu kami kurangi," terang Irfan.
Irfan menjelaskan memperbaiki kinerja keuangan Garuda bukanlah perkara mudah. Ia memproyeksi pendapatan perusahaan hanya US$56 juta atau Rp795 miliar (kurs Rp14.200 per dolar AS) pada Mei 2021 mendatang.
Sementara, utang perusahaan diproyeksi mencapai Rp70 triliun. Alhasil, arus kas perusahaan berpotensi bermasalah.
"Memperbaiki ini berat. Tidak gampang. Utang yang kami miliki dan proyeksi pendapatan tidak mudah. Segala macam bantuan kami harapkan dari semua pihak," ungkap Irfan.
Irfan mengatakan pihaknya juga akan mengurangi jumlah maskapai yang disewa. Saat ini, jumlah armada yang disewa mencapai 142 armada.
"Kami monitor terus, (kebutuhannya) bisa di bawah 100 armada. Ini angka dinamis yang memaksa kami untuk memonitor terus terkait keperluan apa yang paling pas," jelasnya.
Selain itu, perusahaan juga menawarkan program pensiun dini kepada seluruh karyawan. Karyawan dapat mengajukan hingga 19 Juni 2021 mendatang.
"Kebutuhan pesawat turun jadi infrastruktur di belakangnya tidak perlu sebanyak ini. Jadi memang betul kami sosialisasikan, sudah ada yang daftar," ujar Irfan.
Berdasarkan catatannya, lebih dari 100 karyawan sudah mendaftarkan diri untuk mengikuti program pensiun dini. Irfan berharap prosesnya bisa berjalan dengan lancar.
"Modelnya karyawan daftar, nanti efektifnya tergantung manajemen dan dana yang tersedia," kata Irfan.
Garuda Indonesia membukukan kerugian hingga US$1,07 miliar pada kuartal III 2020. Angkanya berbanding terbalik dibandingkan dengan posisi kuartal III 2019 yang membukukan laba bersih sebesar US$122,42 juta.
Pendapatan perusahaan jeblok dari US$3,54 miliar menjadi US$1,13 miliar. Rinciannya, pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal sebesar US$46,92 juta dan penerbangan berjadwal US$917,28 juta.