Erick Thohir Ingin Bandara Layani Maskapai Asing Dibatasi
Menteri BUMN Erick Thohir mengusulkan agar jumlah bandar udara (bandara) yang bisa didatangi oleh maskapai asing dibatasi. Dengan demikian, maskapai internasional tidak bisa mendarat di semua bandara di Indonesia.
Usulan tersebut sudah dibahas bersama dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
"Kami sudah banyak bicara dengan Menteri Perhubungan dan beliau mendukung bagaimana nanti airport-airport di Indonesia sendiri ya memang tidak bisa semua menjadi open sky, jadi tidak semua airport dibuka untuk pesawat asing mendarat," ujarnya dalam rapat bersama Komisi VI DPR, Kamis (3/6).
Tujuannya, kata dia, untuk memaksimalkan penerbangan maskapai domestik baik maskapai BUMN, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, maupun maskapai nasional swasta lainnya. Nantinya, Garuda Indonesia dan maskapai nasional lainnya bisa membawa penumpang ke bandara lain yang tidak disinggahi maskapai asing.
"Nah, dari airport titik itu maka Garuda bisa menyebar ke 20 kota, titik airport itu dibuka (untuk maskapai asing), tapi dari titik ke dalam domestik itu hanya Garuda atau penerbangan swasta nasional," ucapnya.
Menurutnya, praktik tersebut juga berlaku di negara lain, seperti Amerika Serikat (AS) dan China.
"Toh negara lain seperti China dan AS juga seperti itu, kalau mau ke Amerika hanya beberapa airport yang bisa mendarat, tidak bisa semua kota, di China juga seperti itu," ucapnya.
Sebetulnya, ide tersebut juga pernah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kepala negara meminta jajarannya mengkaji kebutuhan bandara internasional di Indonesia. Masalahnya, ia memandang jumlah bandara internasional yang mencapai 30 unit terlalu banyak.
Jokowi menyatakan jumlah bandara internasional juga tidak tersebar merata di dalam negeri. Makanya, ia memerintahkan jajarannya agar membuat letak bandara lebih proporsional.
"Saya melihat airline hub yang dimiliki terlalu banyak dan tidak merata. Jadi dilihat lagi. Saat ini ada 30 bandara internasional. Apakah dibutuhkan sebanyak ini," ungkap Jokowi dalam video conference beberapa waktu lalu.
Ia membandingkan jumlah bandara internasional di negara lain yang tak sebanyak di Indonesia. Selain itu, ia mengklaim 9 persen lalu lintas udara hanya terpusat di empat bandara, yakni Bandara Internasional Soekarno Hatta, Bandara Internasional Ngurah Rai, Bandara Internasional Juanda, dan Bandara Internasional Kualanamu.
"Negara lain saya kira tidak melakukan ini, coba dilihat," imbuh Jokowi.