BPS: Deflasi 0,16 Persen pada Juni 2021

CNN Indonesia
Kamis, 01 Jul 2021 11:23 WIB
BPS mencatat deflasi sebesar 0,16 persen pada Juni 2021. Ini merupakan deflasi pertama Indonesia sejak awal tahun ini.
BPS mencatat deflasi sebesar 0,16 persen pada Juni 2021. Ini merupakan deflasi pertama Indonesia sejak awal tahun ini. (ANTARA FOTO/Calvin Basuki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi atau penurunan harga sebesar 0,16 persen secara bulanan pada Juni 2021. Sementara, secara tahun berjalan dan tahunan, masing-masing inflasi 0,74 persen dan 1,33 persen.

Kepala BPS Margo Yuwono menyatakan posisi deflasi ini lebih rendah dari inflasi sebesar 0,32 persen pada Mei 2021. Begitu juga dengan inflasi 0,18 persen pada Juni 2020.

"Ini merupakan deflasi pertama sejak Januari 2021. Tapi perkembangan harga di 2020 dan 2021 relatif masih belum signifikan," ujar Margo dalam konferensi pers virtual, Kamis (1/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Margo mengatakan deflasi utamanya disumbang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,71 persen dengan andil 0,18 persen. Deflasi kelompok ini terjadi karena penurunan harga untuk komoditas cabai merah, daging ayam ras, cabai rawit, dan bawang merah.

"Juga ada kenaikan harga dari telur ayam ras dan bayam," imbuhnya.

Deflasi juga terjadi di kelompok transportasi sebesar 0,35 persen dengan andil 0,04 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 0,12 persen dengan andil 0,01 persen, dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,01 persen tapi tidak memberi andil pada deflasi Juni 2021.

Margo menuturkan deflasi transportasi terjadi karena penurunan tarif angkutan udara, angkutan antar kota, dan kereta api. Hal ini terjadi lantaran pengaruh perayaan Idulfitri beberapa waktu lalu.

Sementara kelompok lain mengalami inflasi. Inflasi tertinggi berasal dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,35 persen dengan andil 0,02 persen.

Diikuti kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran inflasi 0,24 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya 0,23 persen, perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,17 persen.

Kemudian, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,07 persen, kelompok kesehatan 0,03 persen, dan pendidikan 0,03 persen.

Berdasarkan komponennya, komponen bergejolak (volatile foods) deflasi 1,23 persen dengan andil 0,21 persen. Volatile foods, terdiri dari komponen energi dengan inflasi 0,01 persen dan andil nol persen serta komponen bahan makanan deflasi 1,1 persen dan andil 0,2 persen,

Lalu, inflasi inti sebesar 0,14 persen dan andil 0,09 persen. Sementara, komponen harga diatur pemerintah (administered price) deflasi 0,21 persen dengan andil 0,04 persen.

Berdasarkan wilayah, deflasi terjadi di 56 kota dari 90 kota IHK. Sementara, 34 kota lainnya mengalami inflasi.

Deflasi tertinggi terjadi di Kupang sebesar 0,89 persen dan deflasi terendah di Palembang 0,01 persen. Sedangkan, inflasi tertinggi terjadi di Singkawang sebesar 1,36 persen dan inflasi terendah di Pekanbaru serta Tanjung Selor 0,01 persen.

"Deflasi di Kupang karena ada penurunan harga kangkung, tarif angkutan udara, dan tomat. Sementara inflasi di Singkawang karena kenaikan harga daging babi, tahu mentah, daging ayam ras," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]



(uli/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER