TAIPAN

Sam Bankman-Fried, Miliarder Muda yang Gemar Beramal

Agnes Savithri | CNN Indonesia
Minggu, 11 Jul 2021 09:04 WIB
Sam Bankman-Fried, anak muda yang masuk ke dalam miliarder Forbes pada 2021 percaya konsep altruisme dan utilitarianisme akan membuat dunia lebih baik.
Sam Bankman-Fried menjadi salah satu orang termuda yang masuk ke dalam jajaran miliarder Forbes pada 2021. (CNNIndonesia/Fajrian),
Jakarta, CNN Indonesia --

Belum genap 30 tahun, namun Sam Bankman-Fried sudah masuk jajaran orang terkaya dunia 2021 versi Forbes. Dalam kurun tiga tahun, bisnis cryptocurrency yang Bankman-Fried bangun membawanya jadi miliarder. Bankman-Fried berada di jajaran ke-274 orang terkaya di dunia.

Bisnis pertukaran aset digital miliknya pun membuat Bankman-Fried masuk ke daftar Forbes '30 Under 30' 2021 dalam kategori keuangan. Bahkan, Bankman-Fried menjadi orang kedua terkaya dari aset kripto dengan kekayaan sebesar US$8,7 miliar.

Bankman-Fried dibesarkan oleh orang tua dengan latar belakang profesor hukum di Universitas Stanford. Dalam wawacaranya dengan Forbes, Bankman-Fried memutuskan mengambil jalan yang berbeda dengan kedua orang tuanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usai menyelesaikan pendidikan fisika di MIT, Bankman-Fried bekerja di Jane Street Capital selama sekitar tiga setengah tahun.

"Itu adalah pengalaman kerja yang luar biasa. Saya meninggalkan Jane Street Capital untuk memulai ide saya sendiri dan masuk ke crypto," ujarnya kepada Forbes, dikutip Selasa (6/7).

Bisnis pertama Bankman-Fried adalah Alameda, perusahaan perdagangan kuantum kripto. Ide bisnis ini berawal dari proyeksinya terhadap likuiditas uang kripto yang akan melambung di kemudian hari. Namun, saat itu likuiditas uang kripto tak mencukupi.

Namun, uang kripto tengah menjadi buah bibir. Hampir semua orang membahas keberadaan uang kripto dari mulai pergerakan harga hingga arus yang masuk. Banyak orang di berbagai belahan dunia mencoba untuk membeli uang kripto dengan metode berbeda-beda.

Bankman-Fried melihat kondisi ini membutuhkan infrastruktur yang cukup untuk pasar kripto, dengan potensi permintaan akan melebihi likuiditas.

"Dan dapat menyebabkan spread besar di pasar dan perdagangan yang sangat bagus. Saya masuk ke crypto untuk melihat apakah yang saya harapkan benar, dan memang benar," kisahnya.

Setahun setelah itu, Bankman-Fried mulai membangun FTX, yang kini telah menjelma menjadi salah satu pertukaran aset digital terbesar dan paling cepat berkembang di dunia.

Namun, membangun FTX tak semudah itu. Pada akhir 2018, platform tersebut terbilang berantakan dan kehilangan US$1 juta per hari dari aset nasabah.

Belajar dari hal kesalahan tersebut, Bankman-Fried melihat masih ada celah besar untuk memperbaiki kekurangan dan menarik pasar.

"Saya ingin menggabungkan pembeli, penjual, dan pertukaran. Jadi kami meluncurkan FTX pada musim semi 2019 dan membangunnya dari nol hingga saat ini sebagai pertukaran mata uang kripto global terbesar keempat yang berbasis di luar China," ungkapnya.

Berbisnis dengan Konsep Altruisme dan Utilitarianisme

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER