Kemnaker Optimalisasi Peran Pusat Pasar Kerja

Kemnaker | CNN Indonesia
Selasa, 06 Jul 2021 15:50 WIB
Pusat pasar kerja itu memiliki berbagai panduan yang mempermudah memperoleh pekerjaan sesuai bidang, sekaligus membantu peningkatan kemampuan tenaga kerja.
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) tak berhenti berupaya mengoptimalkan peran pusat pasar kerja guna mewujudkan sistem informasi pasar kerja nasional atau Labor Market Information System. (Foto: Kemnaker)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) tak berhenti berupaya mengoptimalkan peran pusat pasar kerja guna mewujudkan sistem informasi pasar kerja nasional atau Labor Market Information System.

Sekretaris Jenderal Kemnaker Anwar Sanusi menyatakan, sistem informasi pasar kerja nasional diharapkan dapat mengintegrasikan seluruh sistem informasi pasar kerja yang sudah ada saat ini, baik yang dikelola oleh kementerian atau lembaga pemerintah, maupun oleh swasta.

Sistem informasi pasar kerja yang terintegrasi itu dinilai sangat memungkinkan, khususnya integrasi dengan data terkait kondisi industri. Ke depannya, sistem tersebut bisa menghasilkan data yang dapat digunakan membantu mempersiapkan tenaga kerja untuk diserap industri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Melalui sistem informasi pasar kerja nasional ini, kita optimis ke depan dapat memiliki forecasting demand tenaga kerja yang tepat, sehingga dapat mempersiapkan supply tenaga kerja lebih dini," ujar Anwar saat hadir sebagai pembicara webinar bertajuk Strategi Pengembangan Sistem Informasi Pasar Kerja Nasional, Selasa (6/7).

Menurut Anwar, kehadiran pusat pasar kerja sebenarnya sudah dinantikan. Unit ini akan memiliki data ketenagakerjaan lengkap, serta memiliki berbagai panduan yang memudahkan para pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan sesuai bidang, sekaligus membantu peningkatan kemampuan tenaga kerja Indonesia.

"Maka dari itu banyak yang berharap kepada pusat pasar kerja ini, utamanya agar dapat menjadi hub atau jembatan bagi tenaga kerja dan peluang atau kesempatan kerja yang ada," katanya.

Namun, Anwar juga mengingatkan bahwa diperlukan sinergi dan kolaborasi antar unit di antara Kemnaker dengan kementerian atau lembaga lain untuk mengoptimalkan pusat pasar kerja. Dengan demikian, bisa diberikan dampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia.

Lebih lanjut, Anwar pun mendorong sinergi berkesinambungan antara berbagai pihak berkepentingan agar dapat bersama berkontribusi dan berpartisipasi dalam upaya meningkatkan kompetensi pekerja.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Ketenagakerjaan Kementerian PPN/BAPPENAS Mahatmi Parwitasari Saronto mengatakan bahwa sistem informasi pasar kerja memiliki peran penting, baik dari sisi supply maupun demand.

Dari sisi supply, pemerintah melaksanakan persiapan angkatan kerja yang sehat dengan keahlian memadai, cerdas, inovatif, adaptif sesuai kebutuhan industri. Sementara pada sisi demand, pemerintah berupaya meningkatkan investasi, ekspor, mengembangkan sumber pertumbuhan baru, kewirausahaan, perbaikan infrastruktur sederhana, hingga perbaikan iklim investasi.

"Semua ini bertujuan untuk menurunkan angka pengangguran. Jadi peran informasi pasar kerja di antara kedua sisi ini, yaitu mempertemukan dari sisi supply berupa angkat kerja dan demand yang akan dikembangkan atau menjadi tujuan pembangunan sampai tahun 2024," ujar Mahatmi.

Pernyataan senada turut diungkapkan Deputi IV Bidang Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rudy Salahuddin yang menyebut bahwa keberadaan sistem informasi pasar kerja di antaranya dapat meningkatkan produktivitas nasional.

Menurut Rudy, sistem informasi pasar kerja dapat menjadi dasar pengembangan kebijakan terkait ketenagakerjaan seperti pembaruan SKKNI, program pelatihan dan pemagangan untuk pengangguran atau pencari kerja, atau untuk pengembangan pelatihan bersifat upskilling atau reskilling bagi tenaga kerja.

"Sistem informasi pasar kerja juga membantu lembaga pendidikan sebagai supplier tenaga kerja untuk melakukan perbaikan guna mengurangi mismatch, misalnya dengan menyesuaikan kurikulum dan rekognisi pembelajaran," ujar Rudy.

(rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER