Yenny Wahid Ungkap Beban Berat Garuda Indonesia Akibat Covid

CNN Indonesia
Jumat, 13 Agu 2021 18:54 WIB
Yenny Wahid buka-bukaan soal kondisi keuangan Garuda Indonesia hingga akhirnya mengundurkan diri dari jabatan komisaris independen perusahaan tersebut.
Yenny Wahid buka-bukaan soal kondisi keuangan Garuda Indonesia hingga akhirnya mengundurkan diri dari jabatan komisaris independen perusahaan tersebut.(CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia --

Yenny Wahid buka-bukaan soal kondisi keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk hingga akhirnya mendorongnya untuk mengundurkan diri dari jabatan komisaris independen perusahaan tersebut. Salah satunya terkait utang perusahaan yang selalu bertambah Rp1 triliun setiap bulan.

"Garuda Indonesia menjadi salah satu yang terpukul akibat covid-19. Garuda dari awal masih terbebani dengan utang, sejak pandemi utang tambah lagi," ungkap Yenny dalam Youtube nya yang berjudul Berjuang Agar Garuda Tetap Terbang, dikutip Jumat (13/8).

Yenny menjelaskan jumlah utang terus bertambah lantaran pendapatan Garuda Indonesia minus selama covid-19. Alhasil, perusahaan beberapa kali melakukan penundaan pembayaran, sehingga bunga utang bertambah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setiap bulan bahkan ada penambahan utang Rp1 triliun seiring dengan penundaan pembayaran dan minus pendapatan Garuda setiap bulan," ujar Yenny.

Ia memaparkan pendapatan Garuda Indonesia minus US$60 juta atau setara Rp860 miliar. Sementara, perusahaan harus membayar sewa pesawat sebesar US$56 juta, biaya perawatan pesawat US$20 juta, avtur US$20 juta, dan biaya pegawai US$20 juta.

"Sebagai komisaris independen saya bersama komisaris yang lain dan direksi terus berupaya agar Garuda Indonesia tetap terbang meski kondisinya seperti ini," jelas Yenny.

Yenny pun mengibaratkan Garuda Indonesia seperti seseorang yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan dan terkena covid-19. Artinya, kondisi perusahaan semakin parah ketika pandemi melanda dunia.

[Gambas:Video CNN]

"Contoh penyakit bawaan Garuda ada pengadaan pesawat yang bermasalah, dampaknya dirasakan sampai sekarang," ucap Yenny.

Selain itu, beberapa pesawat Garuda Indonesia tidak cocok untuk perusahaan. Dengan demikian, Garuda Indonesia selalu merugi ketika pesawat diterbangkan.

"Masalahnya biaya yang menyangkut pesawat adalah biaya terbesar Garuda. jadi efeknya terasa," katanya.

Untuk itu, dewan komisaris dan direksi menyusun empat langkah untuk memperbaiki Garuda Indonesia. Pertama, restrukturisasi finansial, efisiensi biaya, perbaikan layanan, dan penyederhanaan proses bisnis.

"Saya pribadi juga dorong ada migrasi sistem IT di Garuda. Kalau sudah dilakukan migrasi maka Garuda bisa hemat lebih dari Rp1 triliun setiap tahun," terang Yenny.

Selain itu, perusahaan juga memotong gaji karyawan. Semakin tinggi jabatannya, maka potongannya akan semakin besar.

"Yang tinggi posisinya komisaris dan direksi maka dipotong paling tinggi," imbuh dia.

Bahkan, sambung Yenny, dewan komisaris sempat mengusulkan untuk menghentikan pembayaran gaji untuk mereka pada Juni 2021 lalu. Hal ini demi meringankan beban keuangan Garuda Indonesia.

Dalam kesempatan berbeda, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan pihaknya sedang menggenjot pendapatan dari bisnis cargo. Berdasarkan catatannya, rata-rata setiap penerbangan ke luar negeri diisi lebih dari 25 ton barang.

"Alhamdulillah penerbangan internasional ke China dan tempat lain diisi cukup banyak oleh cargo dengan jumlah fenomenal," kata Irfan.

Di sisi lain, perusahaan memang sedang melakukan restrukturisasi utang kepada sejumlah kreditur. Irfan mengatakan manajemen sudah membuat proposal untuk diajukan ke kreditur.

"Semua belum final, proposal belum final. Ketika sudah jadi kami akan sampaikan proposalnya seperti apa," ucap Irfan.

Ia belum bisa memastikan kapan proposal tersebut rampung. Pasalnya, manajemen masih harus membahas hal tersebut dengan pemegang saham.

"Kami berharap dapat selesai segera tapi ternyata banyak komunikasi dan diskusi dengan pemegang saham," pungkas Irfan.

(aud/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER