Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyebut RI membidik ekspor emas dan perhiasan emas ke Uni Emirat Arab memulai perundingan perjanjian kemitraan ekonomi secara komprehensif (Indonesia-UAE Comprehensive Economic Partnership Agreement/IUAE-CEPA).
Ia melihat peluang itu karena selama ini emas menjadi salah satu komoditas ekspor non-migas terbesar RI. Pada 2020, emas dan perhiasan emas menjadi komoditas ekspor non-migas kelima terbesar atau setara US$8,2 miliar.
Dari total tersebut, 37 persen di antaranya diekspor ke negara transit. Beberapa dari negara transit tersebut kemudian menjual emas dari Indonesia lebih murah ke UEA karena memiliki perjanjian perdagangan bilateral.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Lutfi, negara transit bisa menjual emas dan perhiasan asal Indonesia lebih murah 5 persen daripada UEA membeli langsung dari Indonesia. Dengan memiliki IUAE-CEPA, ia berharap emas dan perhiasan bisa langsung dikirim tanpa negara perantara.
"Di saat bersamaan kita hanya menjual US$76 juta kepada UEA secara langsung karena dengan perjanjian perdagangan tersebut berarti menjual barang-barang indonesia lebih murah 5 persen," katanya pada konferensi pers daring, Jumat (3/9).
Ia menambahkan bahwa Presiden Jokowi meminta agar perundingan perjanjian perdagangan tersebut dapat dirampungkan kurang dari setahun. Harapannya, lewat IUAE-CEPA, nilai perdagangan kedua negara bisa naik 2-3 kali lipat dari angka sekarang, yakni US$2,9 miliar.
Sebelumnya, perundingan IUAE-CEPA resmi dimulai pada Kamis (2/9). Perundingan tersebut menandai babak baru hubungan perdagangan kedua negara.
"CEPA harus menjadi platform ekonomi yang andal dan inklusif yang akan mengangkat berbagai sektor bisnis dari semua skala, dari perusahaan multinasional hingga usaha kecil dan menengah," ujar Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi pada peluncuran The Negotiations For Indonesia-UEA CEPA di Bogor, Jawa Barat, seperti dikutip dari Antara.
Dalam kesempatan itu, Lutfi dan Menteri Perdagangan Luar Negeri Uni Emirat Arab Thani bin Ahmed Al Zeyoudi menandatangani pernyataan bersama terkait peluncuran negosiasi IUAE-CEPA. Adapun perundingan putaran pertama IUEA-CEPA dijadwalkan pada 2-4 September 2021.
Menurut Lutfi, kerja sama tersebut merupakan upaya meningkatkan hubungan perdagangan bilateral kedua negara. Selain itu, IUAE-CEPA juga dapat secara signifikan mendorong peningkatan produktivitas, inovasi, penciptaan lapangan kerja, kolaborasi bisnis, dan berkontribusi pengentasan kemiskinan bagi kedua belah pihak.