Ribuan warga El Salvador turun ke jalan memprotes kebijakan Presiden Nayib Bukele melegalkan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah di negara tersebut. Selain itu, protes juga ditujukan terhadap revisi aturan tentang reformasi peradilan yang mereka pandang bisa mengancam demokrasi.
Pada hari dimana negara itu tengah merayakan dua abad kemerdekaan dari Spanyol, para pendemo justru membakar 200 mesin ATM Bitcoin yang telah dipasang di seluruh negara.
Pendemo yang beraksi di central square membawa spanduk yang bertuliskan 'diktator', 'hormati konstitusi', dan 'katakan tidak kepada Bitcoin'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Para pentolan aktivis yang melakukan aksi itu menyebut demonstrasi dilakukan karena Bitcoin tidak dapat membantu masyarakat El Salvador. Sementara para ahli menyampaikan legalisasi Bitcoin dapat memicu inflasi di negara yang memiliki angka kemiskinan dan pengangguran tinggi tersebut.
Bitcoin juga memiliki perlindungan yang lemah.
Namun, aksi itu ditanggapi dingin oleh Bukele. Melalui cuitan di akun twitternya, ia justru menuduh aksi ditunggangi.
"Mereka mengatakan 'vandalisme' dilakukan oleh 'penyusup', tapi ada vandalisme di semua protes mereka," kata Bukele dalam Twitternya, dikutip dari AFP, Kamis (16/9).
Pekan lalu, El Salvador menjadi negara pertama di dunia yang melegalkan cryptocurrency atau mata uang kripto menjadi alat pembayaran yang sah, selain dolar AS. Keputusan yang diambil oleh Bukele itu memunculkan banyak menimbulkan spekulasi.