Grab Tambah Kepemilikan Saham OVO Jadi 90 Persen
Perusahaan ride-hailing Asia Tenggara, Grab, akan melipatgandakan kepemilikannya di e-wallet OVO menjadi 90 persen.
Dilansir dari Reuters, Selasa (5/10), saat ini perusahaan masih menunggu persetujuan dari regulator. Tiga sumber yang mengetahui kesepakatan tersebut mengatakan bahwa Grab telah membeli saham OVO dan platform e-commerce Tokopedia.
Menurut pengajuan peraturan yang diserahkan kepada pihak berwenang Indonesia, dalam tahap pertama, yakni restrukturisasi, saham Grab akan berkembang dari 39 persen menjadi 90 persen.
"Kami menyambut baik komitmen yang lebih besar dari Grab di OVO. Kami bekerja dalam konsultasi erat dengan regulator untuk menyelesaikan proses restrukturisasi kepemilikan," kata OVO dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Selasa (5/10).
OVO merupakan salah satu e-wallet terbesar di Indonesia. Pada 2019, OVO bernilai US$2,9 miliar atau setara dengan Rp41,35 triliun (dengan asumsi kurs Rp14.262 per dolar AS). Aplikasi ini pun telah diunduh lebih dari 100 juta kali.
Studi Google, Temasek Holdings dan Bain & Company pada 2020 mengungkap ekonomi digital Indonesia yang sedang booming diperkirakan akan tumbuh menjadi US$124 miliar pada 2025. Selain itu, setengah dari 270 juta penduduk Indonesia tidak memiliki rekening bank, tetapi sebagian besar sekarang memiliki ponsel.
Tokopedia sedang menyelesaikan mergernya sendiri dengan saingan Grab, Gojek, untuk membentuk GoTo. Gojek mengoperasikan e-wallet sendiri, GoPay.
Karena peraturan mengharuskan perusahaan Indonesia untuk memiliki saham hanya dalam satu dompet elektronik pada satu waktu, kesepakatan itu diharapkan membuka jalan bagi penggabungan GoTo.
"Transaksi ini telah direncanakan sejak beberapa waktu dan akan memungkinkan kami untuk terus fokus dalam memperdalam lebih jauh strategi market-leading dari GoPay," kata GoTo dalam sebuah pernyataan.