Alasan Garuda Tak Masuk Holding BUMN Pariwisata
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga membeberkan alasan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tak masuk dalam holding pariwisata yang baru resmi dibentuk pada bulan ini.
Menurut Arya, Garuda tak masuk dalam holding pariwisata agar tidak menjadi beban, pasalnya hingga kini Garuda masih terlilit utang ratusan triliun rupiah. Selain itu, ia menyebut tak masuknya garuda dalam holding agar Maskapai Nasional bisa fokus menyelesaikan restrukturisasi utang perseroan.
Kendati begitu, ia menyebut tak ditutup kemungkinan Garuda bakal masuk holding aviasi setelah menyelesaikan restrukturisasi utang perusahaan.
"Kan holdingnya gak baik ya kalau misal ada yang bermasalah jadi holding itu clean. Jadi jangan sampai jadi beban holdingnya. Kita selesaikan dulu deh Garuda, kalau restrukturisasi berhasil baru masukkan ke holding aviasi," bebernya pada konferensi pers daring, Selasa (5/10).
Lebih lanjut, Arya juga menginsyaratkan bahwa PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau (ITDC) juga bakal masuk dalam holding. Namun, ia tak menjelaskan lebih jauh kapan ITDC akan masuk dalam holding tersebut.
"ITDC lagi dipersiapkan saja mudah-mudahan ga lama bisa masuk dalam holding priwisata," katanya.
Sebelumnya, Kementerian BUMN meresmikan holding BUMN Pariwisata dan menunjuk PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) selaku induk holding.
Plt Asisten Deputi Bidang Jasa Pariwisata dan Pendukung Kementerian BUMN Endra Gunawan menjelaskan anggota Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung terdiri dari PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), dan PT Sarinah (Persero).
Ia menjelaskan bahwa Kementerian BUMN sebagai pemegang saham mayoritas telah menunjuk Dony Oskaria sebagai Direktur Utama Aviasi Pariwisata Indonesia.