Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan dirinya diminta oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meningkatkan produktivitas jagung nasional.
"Yang pertama terkait dengan tahap budidaya, bagaimana pengembangan jagung untuk bisa produktivitasnya meningkat dan produksi nasionalnya sesuai dengan target yang dibutuhkan bahkan melampaui target yang ada," ujarnya di Istana, Rabu (6/10).
Syahrul mengungkapkan dirinya telah menangani masalah jagung dengan menyalurkan 1.000 ton jagung ke sentra peternakan. Pemerintah akan mempersiapkan kembali 30 ribu ton jagung yang akan dikirim ke sentra peternakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nantinya, beberapa daerah seperti Blitar, Kendal, hingga Lampung akan dibangun penanaman jagung secara besar-besaran. Sehingga produksi jagung dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan peternakan.
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian BUMN menugaskan Perum Bulog untuk memasok 30 ribu ton jagung pakan kepada peternak rakyat dengan harga Rp4.500 per kg sesuai dengan Harga Acuan Pemerintah (HAP).
Penugasan diberikan seiring tingginya harga jagung pakan di pasaran yang membebani petani belakangan ini. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan pemerintah telah melakukan rapat koordinasi terbatas untuk membahas mekanisme penugasan itu.
Dalam rapat pemerintah menyepakati bahwa mekanisme penugasan itu nantinya akan sama dengan intervensi pemerintah melalui Bulog dalam stabilisasi harga beras.
Lihat Juga : |
Yang beda katanya, adalah soal cadangan. Dalam beras, biasanya Bulog memiliki Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang siap segera digelontorkan untuk menstabilkan harga di pasaran.
Tapi, untuk jagung, cadangan ini belum ada
"Bulog tidak ada cadangan jagung pemerintah, sehingga begitu ditugaskan intervensi ke peternak seharga Rp4.500 per kg, Bulog harus cari-cari dulu," ujar Oke seperti dikutip dari Antara, Kamis (30/9).
Sementara itu, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag Isy Karim mengungkapkan cadangan jagung akan dicari dengan menyerap hasil panen petani lokal.
Upaya itu ditempuh karena pemerintah tidak mengambil opsi impor jagung. Pasalnya, harga per kg jagung impor lebih dari Rp5.000 atau tidak lebih murah dari harga penjualan ke peternak rakyat sebesar Rp4.500 per kg.