PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split, Rabu (13/10). Pemecahan saham tersebut dilandasi oleh komitmen BCA dalam mendukung perkembangan pasar modal Indonesia dan menyasar investor ritel khususnya generasi muda yang saat ini aktif berinvestasi di pasar modal.
Ajaib Sekuritas, salah satu broker ritel online terbesar di Indonesia, mencatat kenaikan frekuensi transaksi BBCA untuk hari ini saja sudah lebih dari 35 kali lipat dibandingkan dengan rata-rata frekuensi transaksi harian bulan lalu. Pada hari pertama stock split, saham BBCA ditutup di harga Rp7.525, menguat +2.73% dibandingkan hari sebelumnya.
Beberapa investor ritel milenial terlihat antusias dan memposting melalui instagram story "Semoga melesat! Kapan lagi punya saham BBCA," ungkap @arief.noviansyah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Di sisi lain, akun instagram @sundari_126 juga turut membagikan momen dengan postingannya. "Wah BBCA sudah stock split dan bisa beli sahamnya dengan harga yang lebih terjangkau. Akhirnya sekarang bisa lebih dipermudah kepemilikannya."
![]() |
Adapun stock split BBCA memberikan kesempatan lebih besar kepada investor ritel untuk memiliki sahamnya karena menjadi semakin likuid dan terjangkau. Semakin banyaknya investor ritel yang tertarik untuk memiliki saham salah satu bank terbesar di Indonesia ini merupakan suatu indikasi perkembangan pasar modal Indonesia, terutama di kalangan generasi muda.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah single investor identification atau SID pada Agustus 2021 meningkat 69 persen. Hal tersebut didukung oleh perkembangan industri investasi ritel sebesar 132 persen yang didominasi oleh generasi muda dalam dua tahun terakhir.
Ajaib Sekuritas sendiri mencatatkan jumlah investor ritel saham yang telah mencapai lebih dari 1 juta investor pada September 2021.
Saham BBCA sendiri masih bertengger di urutan pertama dengan kapitalisasi pasar terbesar senilai Rp918,37 triliun. BBCA bahkan berhasil menjadi juara dalam perolehan laba bersih terbesar di sepanjang semester I-2021 senilai Rp14,45 triliun. Perolehan tersebut tumbuh 18,10 persen dibandingkan dengan laba bersih di semester I-2020 yaitu sebesar Rp12,24 triliun.
(osc)