Perusahaan energi di Amerika Serikat (AS) semakin meningkatkan konsumsi batu bara untuk membangkitkan tenaga listrik. Langkah ini untuk menyikapi kenaikan harga gas bumi belakangan ini.
Mengutip CNN Business, Selasa (19/10), Kantor Administrasi Informasi Energi AS (EIA) memperkirakan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang bersumber dari batu bara naik 22 persen pada 2021 akibat masalah ini.
Dalam laporannya, EIA mengungkapkan peralihan dilakukan karena kini biaya pengiriman gas alam ke pembangkit listrik AS rata-rata mencapai US$4,93 per juta unit termal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biaya pengiriman ini meningkat lebih dari dua kali lipat dari harga tahun lalu. Namun EIA optimis penggunaan batu bara sebagai pembangkit listrik kemungkinan besar tidak akan berlanjut.
Laporan tersebut memperkirakan tahun depan penggunaan PLTU akan turun sebesar 5 persen. Ini disebabkan oleh penghentian pembangkit listrik berbahan bakar batu bara seiring penurunan harga gas alam.
Beberapa tahun lalu, AS memang membangkitkan listrik menggunakan batu bara, meskipun berdampak buruk bagi lingkungan. Namun dalam beberapa tahun terakhir, AS menghentikan penggunaan batu bara dengan alasan mencegah terjadinya masalah lingkungan.
Itu juga dilakukan karena harga gas alam di AS yang murah. Rencana penggunaan batu bara ini diklaim sebagai peningkatan penggunaan PLTU sejak 2014.
Pasalnya pada 2019 konsumsi batu bara AS turun selama 6 tahun berturut-turut. Tidak hanya itu, konsumsi tersebut menjadi yang terendah sejak 1964.