Kamar Dagang dan Industri (Kadin) membeberkan potensi pariwisata yang dapat dikembangkan di negara kawasan Samudera Pasifik mencapai US$450 juta atau setara Rp6,38 triliun (kurs Rp14.191 per dolar) pada 2040.
Anggota Kadin Indonesia Hans Lukiman mengatakan sektor ini memiliki permintaan yang sangat tinggi, khususnya pada sektor wisata kelas atas atau high-end luxury tourism.
"Jadi kesempatannya untuk pengusaha-pengusaha di Indonesia yang bergerak di bidang pariwisata itu sangat amat besar," ujarnya dalam Pacific Exposition, Senin (25/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia yang tengah mengembangkan hal serupa, menurutnya juga memiliki peluang yang bagus untuk dikembangkan di wilayah Samudera Pasifik. Pasalnya, pangsa pasar kelas atas ini dapat mendatangkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan budget traveler.
Sementara, kapasitas di wilayah ini kurang hingga 130 ribu wisatawan per tahun. Melihat hal itu, ia menilai ada peluang besar bagi grup resort Tanah Air untuk berekspansi ke wilayah yang berbatasan dengan timur Indonesia.
Bahkan, ia menilai kesempatan ini sangatlah perlu diambil dan sangat mendesak untuk dikerjakan. Hans pun mengklaim Indonesia seharusnya lebih dapat bersaing dibandingkan dengan negara lain sebab memiliki kesamaan geografis dengan negara di Pasifik.
"Sebenarnya fakta bahwa Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki ribuan pulau merupakan sebuah kekuatan karena kita lebih familiar dengan medan perang seperti ini. Berbeda dengan negara lain yang merupakan satu landmass yang besar," ujarnya.
Ia pun menilai citra pariwisata Indonesia di mata dunia sudah dinilai baik salah satunya adalah Bali. Dengan demikian ia menyarankan agar dana yang dimiliki dapat diinvestasikan ke negara-negara di Pasifik.
Selain pariwisata, Hans melihat potensi ekonomi dapat diraup dari sektor perikanan tuna di wilayah Pasifik yang memasok 40 persen Tuna dunia. Namun sayangnya hanya 10 persen yang dapat diolah di wilayah Pasifik, sisanya dijual secara mentah.
Ia pun menilai terdapat peluang investasi bagi Indonesia untuk membangun fasilitas hilirisasi tuna melalui pendanaan foreign direct investment (FDI). Selain itu, peluang lainnya adalah dengan membawa tuna dari Pasifik untuk diproses di Indonesia.