Stafsus Erick Diam soal Rumor Pelita Air Akan Gantikan Garuda
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga enggan menanggapi rumor yang tengah beredar di publik bahwa Pelita Air akan menggantikan operasional PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Rumor ini berkembang lantaran kinerja keuangan Garuda semakin memburuk dan terancam bakal sulit beroperasi ke depan.
"Soal opsi mengenai Pelita, itu nanti lah," ujar Arya kepada awak media, Minggu (24/10).
Arya mengatakan saat ini pemerintah ingin fokus membenahi kinerja keuangan Garuda lebih dulu. Pembenahan ini dilakukan dengan langkah restrukturisasi melalui negosiasi dengan pihak kreditur (lessor).
Lihat Juga : |
"Harapannya, negosiasi berhasil. Hanya dengan cara negosiasi ini lah, dengan pemilik piutang dari Garuda itu yang kita harapkan, dan kalau ini berhasil, Garuda akan tetap bisa jalan," ucapnya.
Kendati begitu, ia memastikan pemerintah tidak akan melakukan restrukturisasi keuangan maskapai pelat merah itu dengan memberikan suntikan penyertaan modal negara (PMN). Justru, menurutnya, pemerintah menghindari opsi ini karena membutuhkan dana yang besar.
"Mengenai opsi bakal apakah akan ada PMN dan sebagainya, seperti yang sudah disampaikan bahwa kita saat ini berusaha betul supaya sedikit-sedikit tidak disuntik PMN, jangan. Kita harus bangun yang namanya BUMN yang sehat. Jadi kita tidak berusaha (memberi PMN), belum ada usaha untuk menyuntikkan," terangnya.
Di sisi lain, Arya mengungkapkan masalah keuangan Garuda terjadi karena kesalahan tata kelola dan manajemen terdahulu. Hal ini kemudian semakin diperburuk dengan tekanan pandemi covid-19, di mana berbagai aktivitas dan mobilitas masyarakat dibatasi.
"Kita tahu kondisi Garuda seperti ini karena dulu itu kan ugal-ugalan penyewaan pesawat yang dilakukan pihak Garuda dan parah lagi dengan kondisi corona saat ini," tuturnya.
Sementara Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyatakan perusahaan masih terus melakukan negosiasi kepada lessor.
"Masih on going," ujar Irfan kepada CNNIndonesia.com.
Sedangkan soal pengalihan operasional ke Pelita Air, ia enggan berkomentar banyak. Sebab, menurutnya, opsi itu muncul hanya kalau perusahaan tidak berhasil menegosiasikan utang-utangnya, namun ia ingin publik menunggu dulu hasil negosiasi tersebut.
"Itu kan kalau (tidak berhasil negosiasi)," katanya.
Di sisi lain, kondisi kinerja dan keuangan perusahaan yang terpuruk sempat membuat Serikat Pekerja Garuda Indonesia prihatin dan mengirim surat proposal penyelamatan perusahaan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Proposal juga dikirimkan ke Menteri BUMN Erick Thohir karena khawatir maskapai bakal pailit.
"Kami telah mengirimkan Proposal Penyelamatan Garuda Indonesia kepada Bapak Presiden dan Menteri BUMN," ungkap Ketua Harian Serikat Karyawan Garuda Indonesia Tomy Tampatty melalui keterangan resmi.